Part 8

17.9K 1.1K 33
                                    

Dino melirik Dara yang sedang berbicara dengan Deva.

"Sekali lagi gue tanya sama lo mana pensil gue?" tanya Dara pada Deva. Gadis itu berusaha untuk bersabar menghadapi Deva.

"Gue gak tau. Tadi gue emang ambil di meja lo, tapi udah gue balikin kok," jawab Deva.

"Balikin gimana? Buktinya pensil gue sekarang gak ada. Lo pasti buang pensil gue, kan? Lo ngaku aja deh," tuduh Dara.

"Enggak. Gue gak ngambil pensil lo. Lagian, pensil butut gitu gue gak bakal nyuri kali," ucap Deva.

"PENSIL BUTUT LO BILANG?! TERUS KALO PENSIL BUTUT KENAPA LO AMBIL?!" marah Dara dengan wajah garangnya.

Deva menutup kedua matanya mendengar omelan Dara.

Sungguh, Dara sangat menakutkan saat ini. Bahkan, Dara lebih menakutkan daripada mamanya ketika sedang marah.

Seisi kelas hanya diam, melihat Dara yang tampak mengomeli Deva. Tak ada yang berani menghentikan Dara.

Mereka sangat tahu sifat Dara. Jika ia sedang marah, maka mereka tidak ada yang boleh menegurnya.

Farah dan Ratih juga tak berani menghentikan Dara.

"Gu... Gue minta maaf. Gue salah. Gue bakal gantiin pensil lo," ucap Deva.

Dino berjalan mendekati Deva dan Dara.

"Kenapa? Lo mau belain dia?" tanya Dara  dengan mata melotot.

Dino hanya diam. Ia memberikan pensil berwarna hijau pada Dara.

"Punya lo, kan?" tanya Dino memastikan.

Dara segera mengambil pensil itu dari tangan Dino.

"Jangan-jangan lo yang ngambil ya? Lo nyuruh Deva ambil pensil gue biar dikasih ke lo, kan?" tuduh Dara.

"Enggak. Dino gak nyuruh gue buat ambil pensil lo, kok. Gue yang ambil sendiri," sahut Deva.

"Ck. Gak usah belain dia. Awas aja ya kalo gue liat kalian berdua ambil barang gue lagi gue pastiin hidup kalian gak bakal lama," ancam Dara.

Dino dan Deva segera kembali ke bangku mereka.

"Dasar cewek bar-bar," gumam Deva.

"Gue denger ya," sahut Dara.

Dino melirik Dara yang tengah menatap tajam ke arah Deva.

"Gue bukan ngomong lo, kok," ucap Deva seraya tersenyum.

Dara melirik Dino yang tengah menatapnya.

"Kenapa liatin gue?" ketus Dara.

Dino segera mengalihkan pandangannya ke bukunya. Tanpa sadar, seulas senyum terbit di bibir Dino. Ia merasa lucu melihat wajah Dara yang terlihat garang.

💮

Deva meneguk air mineralnya hingga setengah.

"Haus Bang?" tanya Dafa.

"Lo gak tau aja gimana rasanya ditatap terus sama Dara. Apalagi tatapannya itu kayak mau ngebunuh gue," ucap Deva.

Memang waktu pelajaran dimulai hingga istirahat, Dara selalu memberikan tatapan tajam padanya.

Padahal, ia cuma melakukan kesalahan kecil, tapi ia merasa seperti diteror oleh gadis itu.

"Lagian, lo kurang kerjaan banget pake ambil pensilnya segala. Udah gitu gak dikembaliin lagi," ucap Dafa.

"Ya gue mana tau kalo itu pensilnya dia. Soalnya, terakhir gue liat Ratih yang pake pensilnya. Gue pikir itu punyanya Ratih, makanya gue langsung ambil gitu aja," jelas Deva.

Cowok cuek dan Cewek jutek (SELESAI) [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang