Part 34

12.1K 704 21
                                    

Setelah kepulangan Dino, Farah dan juga Ratih, Dara melangkah menuju kamar Ben.

Ia memasuki kamar cowok itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Dilihatnya cowok itu sedang berdiri dibalkon kamarnya. Seperti sedang memikirkan sesuatu tapi Dara tak tau apa itu.

"Ben." Panggilnya

Ben membalikkan badannya.

"Ngapain lo kesini?"

"Gue mau tanya sama lo."

"Apa?"

"Kenapa tadi lo kayak gak suka kalo mereka dateng?"

Ben hanya memasang wajah datarnya tanpa ada niatan untuk menjawab.

"Ben, jawab dong."

"Minggir gue mau mandi." Ujar Ben seraya mendorong pelan tubuh Dara menuju pintu kamarnya

"Ih Ben jawab gue dulu."

Cowok itu membuka pintunya dan mendorong tubuh Dara keluar dari kamarnya.

Dara mendengus sebal.

"Tuh orang ngeselin banget sih. Kenapa yah sama dia kok dia kayak aneh." Gumamnya

"Ngapain lo? Bukannya istirahat dikamar malah didepan kamarnya si curut." Ujar Daren

Dara menoleh padanya.

"Eh, kak lo udah pulang? Tumbenan pulangnya gak malem."

Daren tersenyum.

"Ya kebetulan kita lagi gak ada tugas. Berhubung gue bebas lo boleh deh curhat semuanya sama gue."

"Ah males gue curhat sama lo."

Daren mengerutkan keningnya. Bukannya tadi Dara ingin curhat padanya. Daren membuang waktunya bersama temannya hanya untuk menemani adiknya itu tapi ia malah tidak peduli.

"Dar, gue udah rela gak ngumpul bareng temen-temen gue cuma demi lo doang biar lo bisa curhat sama gue tapi lo nya malah gini."

"Tadinya sih gitu tapi sekarang gue berubah pikiran. Kalo mau nongkrong sama temen-temen lo yaudah sana gue gak ngelarang kok."

Dara melengos pergi ke kamarnya.

Daren hanya menghembuskan nafasnya.
Ia bingung sendiri dengan adiknya itu, serba salah jadinya.

Drrt...drrt...drrt...

Dara menatap ponselnya. Tertera nama Dino yang menelponnya.
Segera ia mengangkat panggilan tersebut.

"Halo."

Halo Dar, ini gue Dino lo masih inget gue kan?

Dara mengernyitkan keningnya.
Tentu saja ia mengenal cowok itu kenapa ia malah menanyakan hal bodoh seperti itu.
Apakah Dino mengira dirinya amnesia?

"Apaan sih lo. Gue gak amnesia yah." Gerutu Dara

Terdengar tawa keras dari seberang telepon.

"Kenapa lo ketawa?"

Nggak. Gue kan cuma bercanda. Elo mah gak bisa diajak becanda.

"Hm. Kalo gak ada hal penting gue matiin yah."

Eh jangan dulu. Gue kan masih pengen denger suara lo.

Dara tersenyum ketika mendengar ucapannya. Kini pipi nya sudah memerah seperti kepiting rebus.
Untung saja Dino tidak bersamanya kalau tidak ia pasti akan malu karena ketahuan oleh cowok itu.

Cowok cuek dan Cewek jutek (SELESAI) [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang