Cahaya matahari pagi yang tepat mengenai wajah Dara, membuat gadis itu menggeliat di kasurnya. Ia membuka matanya perlahan. Dara menatap Siska yang baru saja membuka tirai jendelanya.
"Pagi Ma," sapa Dara dengan suara seraknya.
Siska menoleh pada Dara kemudian tersenyum.
"Pagi Sayang. Ayo bangun, mandi, terus siap-siap."
"Iya Ma." Dara beranjak dari kasurnya. Setelah Siska keluar dari kamarnya, barulah ia pergi ke kamar mandi.
Tak butuh waktu lama bagi Dara untuk selesai mandi. Hanya butuh sekitar lima belas menit untuknya. Dara, memang bukan tipe cewek yang ribet seperti cewek lainnya. Berdandan pun, jarang ia lakukan.
Banyak murid cewek lainnya yang berdandan ketika pergi ke sekolah, namun berbeda dengan Dara. Cewek itu cukup cuek dengan penampilannya. Walaupun ia sering melakukan perawatan, tapi kalau soal berdandan, itu bukanlah hobinya."Dara. Bangun woi udah pagi. Lama gue tinggal, ya," ucap Ben dari balik pintu.
Dara yang sedang menyisir rambutnya hanya memutar bola matanya, tanpa berniat untuk membalas ucapan cowok itu.
"Dara. Woi, tuli ya, lo? Gue ting---" Belum sempat Ben menyelesaikan ucapannya, Dara sudah membuka pintu kamarnya.
"Eh, ternyata udah selesai siap-siap. Gue kira masih molor."
"Lo pikir gue kayak lo? Yang hobinya molor mulu?"
"Ya elah, gue kan selalu bangun pagi. Gak pernah tuh gue kesiangan."
"Hm aja." Dara turun ke lantai bawah diikuti Ben.
"Ma, Papa udah berangkat kantor?" tanya Dara karena tidak melihat keberadaan Deri di meja makan.
"Udah. Katanya ada meeting, jadi harus berangkat lebih awal."
Dara hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Siska.
"Dara, cariin gue cewek dong," ujar Daren membuat Dara yang hendak menyendok nasi goreng ke piringnya langsung memberikan tatapan tajam pada kakaknya.
"Cewek mulu yang lo pikirin. Kuliah yang benar dulu baru cari cewek."
"Mama sih setuju aja kalau kamu pacaran, tapi ingat kuliah. Jangan sampai karena sibuk pacaran kamu malah gak fokus kuliah," sahut Siska.
"Iya Ma."
"Ben juga nih, Ma. Kerjaannya godain cewek mulu. Hampir semua cewek yang ada di sekolah dia dekatin," adu Dara pada Siska membuat Ben melotot ke arahnya.
Kenapa tiba-tiba, Dara membahas dirinya?
"Kok gue sih?"
"Lah, emang benar, kan? Lo suka godain cewek. Mau dari yang muda, seumuran, sampai yang lebih tua juga semuanya lo godain."
"Ben, Tante bukannya ngelarang kamu buat pacaran, tapi jangan sampai kamu kayak gitu. Kalau kamu pacaran ya cukup satu cewek aja. Jangan semuanya kamu mau."
"Ya mau gimana lagi, Ma. Namanya juga Ben, hobinya emang suka godain cewek," sahut Daren sembari tersenyum miring ke arah Ben.
"Emang cowok playboy kelas kakap ya gitu."
Ben mendengus. Wajahnya terlihat kesal karena Dara dan Daren yang sudah membuatnya kesal. Melihat hal itu, Dara hanya tersenyum kecil. Merasa senang karena sudah berhasil membuat Ben kesal.
*****
Dara berjalan bersama Ben menyusuri koridor sekolah.
"Pagi cantik," sapa Ben pada seorang cewek yang berjalan di belakang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok cuek dan Cewek jutek (SELESAI) [PROSES REVISI]
Teen Fiction"Woi... lo kalo jalan tuh hati-hati dong main nginjak sepatu orang aja." ujar Dara kesal khas dengan wajah galaknya "Sorry. Gue nggak sengaja." ucap Dino dingin "Nggak sengaja lo bilang hah? Halah bilang aja lo sengaja nginjek sepatu gue kan ngaku a...