Part 24

14.3K 926 17
                                    

Dara sedang sibuk mengerjakan tugas Fisika nya di kamar. Ia sama sekali tidak peduli dengan ponselnya yang terus berdering menandakan panggilan masuk. Karena ia tahu, yang meneleponnya adalah Ben.

Cowok itu sengaja meneleponnya untuk meminta Dara tugas Fisika nya.

Tok... Tok... Tok...

"Dara," panggil Ben dari balik pintu.

Cowok itu terus mengetuk pintu kamarnya.

"Dar, minta tugas Fisika lo dong," pinta Ben.

Dara berdecak pelan. Dirinya saja sedang berusaha keras untuk mengerjakan soal-soal itu, Ben malah seenaknya meminta jawabannya.

"Niat sekolah gak sih tuh anak," gumam Dara.

Dara masih berkutat dengan tugasnya. Persetan dengan Ben. Ia tidak akan membuka pintu untuk Ben.
Biar saja cowok itu terus mengetuk pintu dan memanggil namanya. Kalau sudah capek juga dia pasti akan berhenti.

Benar saja, selesai Dara mengerjakan tugasnya, sudah tidak ada ketukan pintu dan suara Ben.

Dara tersenyum senang karena cowok itu sudah tidak mengganggunya.

Ia berjalan hendak keluar dari kamarnya. Namun, di depan pintunya ia dibuat terkejut karena Ben yang menggunakan topeng menyeramkan.

Detik berikutnya, ia langsung memukul keras lengan Ben, sehingga cowok itu meringis kesakitan.

"Sakit Dar," keluh Ben.

"Mampus lo. Siapa suruh ngagetin gue?"

"Siapa suruh gak mau ngasih gue jawabannya? Tinggal gue salin, kan aman. Biar besok gue gak perlu repot-repot nulis di sekolah lagi," ucap Ben.

Dara memutar bola matanya malas.

"Salah lo sendiri. Makanya tugas tuh dikerjain sendiri biar ngerti. Jangan cuma minta sama orang aja."

"Maunya sih gitu. Tapi, gue kan gak bisa ngerjainnya. Kalo gue maksa buat kerja, bisa-bisa otak gue pecah."

"Halah. Itu alasan lo doang. Bilang aja lo malas. Kalo lo masih kayak gini terus kapan lo majunya?"

"Kalo modal bacot doang semua juga bisa kali," sindirnya.

Ben terdiam sejenak. Apa yang dikatakan Dara memang tidak salah. Seharusnya, ia mencoba mengerjakan sendiri tugas-tugasnya. Namun, rasa malas selalu menyelimuti dirinya.

"Gini aja deh, gimana kalo kali ini lo kasih ke gue dulu. Minggu depan gue janji gue bakal berusaha buat kerjain tugasnya sendiri. Gimana?"

"Ogah. Gue gak bakal percaya sama lo. Bilang aja lo sengaja kan biar lo bisa salin punya gue, iya kan?" tuding Dara.

Ben hanya cengengesan. "Tau aja Lo, Dar."

"Semua sifat buruk lo gue tau."

"Jadi, berhenti berharap karena gue gak akan kasih tugas gue ke lo," lanjutnya.

"Dara," panggil Daren.

Cowok itu berjalan mendekati Dara dan Ben.
Ia mengenakan baju kaos, celana jeans hitam, dan sepatu Converse putih.

Cowok cuek dan Cewek jutek (SELESAI) [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang