Part 49

10.1K 570 13
                                    

Dara hari ini bangun lebih pagi dari biasanya.
Ia turun ke lantai bawah menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur.

"Ma."

Siska menoleh seraya tersenyum.

"Eh Dara. Tumben kamu bangunnya pagi."

"Sekali-kali kan ma."

"Iya."

"Aku bantuin mama yah."

"Gak usah. Ini udah mau selesai kok. Mending kamu bangunin kakak kamu sama Ben."

"Iya ma."

Dara menaiki lantai dua menuju kamar Daren dan juga Ben.

Dara memasuki kamar Daren terlebih dahulu.

Tampaklah Daren sedang memeluk gulingnya erat seakan tak mau melepasnya.

Dara menggoyangkan badan Daren.

"Kak Daren. Bangun woii. Udah pagi."

Daren menggeliat. Ia membuka matanya perlahan.

"Kenapa sih dek?" Tanya Daren kemudian kembali menutup matanya

"Bangun kak. Lo mah kebo banget. Katanya ada kuliah pagi kan."

Daren membuka matanya dengan cepat.

"Oiya." Daren segera pergi ke kamar mandi

Sementara Dara pergi ke kamar Ben.

Ben tidur sangat berantakan.
Selimutnya sudah terjatuh dilantai, bantalnya juga sudah dilantai dan televisinya juga masih menyala.

Dara berdecak sebal melihat kamar Ben yang begitu berantakan.

Dara mematikan televisinya kemudian mengangkat selimut dan bantal lalu menaruhnya diranjang.

"Ben bangun." Ujar Dara seraya menggoyangkan badan Ben

Merasa terusik, Ben membuka matanya.

"Paan sih Dar. Ganggu aja. Gue masih ngantuk."

Dara melempar guling mengenai wajah Ben.

"Dasar kebo. Silahkan kalo lo mau dihukum sama bu Tina."

Ketika mendengar nama bu Tina dengan cepat Ben bangun. Ia melangkah menuju kamar mandi dengan tergesa-gesa.

Dara terkekeh pelan.
Dasar Ben. Giliran sebut bu Tina aja dia langsung bangun.

***

Dara dan keluarganya tengah menikmati sarapan mereka.

"Lo berangkat sama siapa Dar?" Tanya Ben

"Ya sama Dino lah. Emangnya siapa lagi. Apalagi sekarang statusnya udah beda." Celetuk Daren

Dara menatap Daren tidak suka.

"Oh iya yah. Gue lupa kalo mereka udah jadian. Abisnya mereka kayak sama aja."

"Alah lo berdua bacot. Pada ngiri yah? Makanya jangan jomblo."

Dara bangkit dari duduknya kemudian menyalim tangan kedua orangtuanya.

Daren dan Ben menatap sinis Dara.

"Songong banget lo. Baru juga jadian." Sahut Daren
Tapi Dara tak peduli. Ia berjalan menuju pintu utama lalu membukanya.
Tampaklah sosok Dino tengah betdiri seraya memainkan ponselnya.

"Dino."

Dino mendongakan wajahnya kemudian tersenyum tipis.

"Udah daritadi nunggunya?"

Cowok cuek dan Cewek jutek (SELESAI) [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang