Hai semuanya...
Up lagi nih...
Ada yang nungguin gak?
Selamat membaca....
Farah dan Ratih sedang berada di rumah Dara.
Farah sedang menangis karena ditinggal Ben ke Surabaya.
"Udah dong Far, gak usah nangis lagi. Lagian Ben di sana cuma beberapa hari kok." ucap Dara
"Hiks...hiks...hiks..."
Ratih mengambil tisu dan memberikannya pada Farah.
"Dia belum mati Far, gak usah lebay." celetuk Ratih
Farah melayangkan tatapan tajamnya pada Ratih.
"Diem lo! Nanti kalo lo ditinggalin Deva juga lo bakalan nangis."
"Enggak tuh. Biasa aja."
Ratih dan Deva memang sudah berpacaran.
"Btw, lo belum cerita ke kita gimana Deva nembak lo. Cerita dong." ucap Dara
"Enggak ah, malas."
Jika mengingat cara Deva menyatakan cintanya, itu sangat menyebalkan.
Deva tidak ada romantis-romantisnya. Deva justru memaksa Ratih untuk menjadi pacarnya.
"Kenapa gak mau cerita?"
"Ya gak mau aja. Jangan nangis lagi Far entar mata lo bengkak."
Ratih sengaja mengalihkan pembicaraannya agar Dara tidak menuntutnya untuk bercerita tentang dirinya dan Deva.
"Eh Far, hp lo bunyi tuh." ucap Dara
Farah melirik ponselnya. Tertera nama Ben. Dengan sigap Farah menjawab telepon tersebut.
"Ha...halo Ben."
Dara dan Ratih segera mendekat pada Farah agar bisa mendengar suara Ben.
Halo sayang. Kok suara kamu serak gitu. Kamu habis nangis?
"Cih. Sayang apaan." cibir Dara
"Enggak kok. Kamu lagi apa?" tanya Farah
Aku gak lagi ngapa-ngapain. Em, aku kangen banget sama kamu. Padahal baru satu hari gak ketemu.
"Sumpah, gue mau muntah." ucap Dara
Loh, Far kamu lagi di mana? Kok ada suara Dara?
Dara segera merebut ponsel Farah.
"Heh, Upin. Sumpah lo alay banget sih. Lo bukan saudara gue lagi."
Eh, beneran ada Dara. Gue kira gue salah dengar. Lo ngapain ke rumah Farah? Ganggu pacar gue aja.
"Hah, gue ganggu pacar lo? Sorry, aja nih ya, yang ada juga pacar lo yang gangguin gue. Dia ke rumah gue terus nangis-nangis karena ditinggal sama lo."
Farah membulatkan kedua matanya. Tak percaya Dara akan memberitahu Ben.
Farah segera merebut ponselnya dari Dara. Kemudian mengakhiri panggilannya.
"Lo apa-apaan sih, Dar? Kenapa lo ngasih tau Ben kalo gue nangis? Gue malu tau. Entar kalo dia ngejekin gue gimana?" kesal Farah
"Ya elah, santai aja kali Far. Gak usah ngegas gitu. Lagian dia gak mungkin ngejek lo. Kalo dia ngejek lo, kasih tau gue aja. Biar gue yang marahin."
"Rat, pacar lo telfon tuh." ucap Dara
Ratih mendengus pelan. Ia menjawab telepon tersebut.
"Apa?" ketus Ratih
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok cuek dan Cewek jutek (SELESAI) [PROSES REVISI]
Teen Fiction"Woi... lo kalo jalan tuh hati-hati dong main nginjak sepatu orang aja." ujar Dara kesal khas dengan wajah galaknya "Sorry. Gue nggak sengaja." ucap Dino dingin "Nggak sengaja lo bilang hah? Halah bilang aja lo sengaja nginjek sepatu gue kan ngaku a...