Part 19

14.8K 916 7
                                    

Dino berlari mengejar Deva yang membawa ponselnya hingga ia tidak melihat ke arah Dara dan langsung menabrak cewek itu.

Dara yang sedang memegang buku-buku paketnya langsung jatuh.

"Woi, lo kalo jalan tuh hati-hati dong. Main nabrak aja. Lo kira gue patung?" kesal Dara.

Dino membalikkan badannya menatap Dara.

"Sorry," ucap Dino singkat kemudian kembali mengejar Deva.

"Ck. Dasar cowok nyebelin. Udah bikin gue jatuh. Gak tanggung jawab lagi. Main pergi gitu aja," gerutunya.

Dara mengambil buku-buku paketnya yang berserakan di lantai kemudian bangkit dan membersihkan belakang roknya.

"Dino sialan," umpatnya.

Dengan tergesa-gesa, ia berjalan ke kelasnya.

Sesampainya di kelas, ia langsung mendekati meja Dino.

Dino sedang sibuk dengan ponselnya hingga ia tidak sadar kalau Dara sudah berada di hadapannya.

Tanpa banyak bicara, ia langsung menjambak rambut Dino hingga cowok itu meringis dan menatap Dara.

"Apaan sih," ucap Dino melepas kasar tangan Dara dari rambutnya.

"Bener-bener lo ya. Setelah lo nabrak gue dan bikin gue jatuh, lo pergi gitu aja?"

"Gue udah minta maaf," ucap Dino singkat.

"Minta maaf? Lo pikir minta maaf aja cukup?"

"Lo mau apa?" tanya Dino tidak ingin basa-basi.

"Ini udah kedua kalinya ya lo bikin gue jatuh. Lo pasti sengaja kan bikin gue jatuh? Iya kan? Ngaku lo," tuding Dara.

Dino hanya menggeleng dan kembali sibuk dengan ponselnya. Hal itu membuat Dara semakin kesal dengan sikap cuek Dino.

"Lo bener-bener ya." Dara hendak mengambil ponsel Dino, namun Ben langsung menahannya.

"Sayang, kamu gak boleh gitu sama Dino," ucap Ben.

"Lepasin tangan gue!" ketus Dara.

"Mendingan kamu duduk aja ya, Sayang. Bentar lagi Bu Tina masuk." Ben membawa Dara menuju tempat duduknya. Dara hanya diam dan menuruti Ben.

"Kenapa lo belain tuh cowok cuek sih?" kesal Dara.

"Gue bukan belain dia, Sayang. Kalo gue gak hentiin lo, dia bakal marah sama lo. Dan, dia juga nantinya gak bakal pinjemin gue buku tugasnya," ucap Ben.

"Oh jadi lo lebih milih dia daripada gue gitu? Ya udah mulai sekarang lo sama dia aja. Jangan deket-deket sama gue lagi," ucap Dara dengan raut wajah kesal.

Ben memegang tangan Dara. "Bukan gitu, Sayang. Bukannya aku milih dia. Tapi, aku terpaksa lah. Udah jangan ngambek." Ben mengusap pucuk rambut Dara sembari tersenyum.

Namun, Dara segera menjauhkan tangan Ben dari kepalanya.

"Udah sana. Jangan deket-deket sama gue!" usir Dara.

Cowok cuek dan Cewek jutek (SELESAI) [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang