______________________________________
Sehyun terlihat lesu sembari tangan kanannya menenteng tas kertas warna coklat yang berisi kue tart. Berjalan pelan ditempat parkir apartement yang sunyi setelah memarkirkan mobilnya. Sepi, bahkan mobil milik penghuni apartement yang biasanya berjejer penuh kini berkurang banyak. Mereka semua benar-benar merayakan natal.
"Seharusnya berlibur ke hawai saja."
Bergumam sendiri didalam lift. Menghela nafas sembari bersandar pada tembok besi itu dan melihat pantulan samarnya dalam diam. Menunggu elevator ini naik menuju dimana lantai ia tinggal, dengan memikirkan hidupnya sangat sepi sekali. Tidak ada catatan bahagia secara berlebihan sepertinya. Flat.
TING
Pintu besi itu terbuka. Kedua tungkai kaki jenjangnya melangkah menuju tempat tinggalnya beberapa bulan ini.
KLIK - CEKLEK
Sepertinya Baekhyun belum pulang. Berjalan menuju arah dapur dan mengambil apa isi dari tas kertas itu. Kepala pelayan membuat kue favorite Sehyun saat natal. Apa ini terlalu menyedihkan, memakan sendiri diperayaan bahagia ini. Ia seperti lajang yang merantau jauh dari rumah.
"Kau sudah pulang?"
______________________________________
Baekhyun tiba-tiba muncul dengan wajah datar mengerikan membuat Sehyun sedikit terkejut. Laki-laki itu terlihat mengenakan piama tidur, wajahnya pucat dan hidungnya memerah.
"Kau sendiri?"
Sehyun aneh saja. Baekhyun tidak keluar bersama pacarnya? Yang benar saja. Bukankah dia bilang akan pulang larut.
"Apa kau menyimpan obat?"
Sehyun terdiam sejenak. Laki-laki itu mengalihkan topik. Membuat Sehyun berjalan menghampiri Baekhyun seolah melihat lebih dekat kondisinya.
"Kau sakit?"
Padahal tadi sore Baekhyun masih baik-baik saja. Malah terlihat biasa saja, berbanding terbalik dengan sekarang. Wajahnya pucat, hidungnya memerah dan kedua belah mata beningnya itu nampak berair.
"Ini hanya demam biasa."
Sehyun refleks menyentuh dahi Baekhyun tanpa aba-aba membuat Laki-laki itu sontak berjalan mundur beberapa langkah sebelum telapak tangan Sehyun mengenai dahinya. Wanita itu menghela nafas pelan. Benar-benar tak dapat disentuh.
"Eung-- apa kau sudah makan?"
Baekhyun menggeleng. Mana bisa ia makan dengan kondisinya saat ini. Minum saja terasa pahit.
"Aku akan membuatkanmu bubur-- Eung, maksudku Kepala pelayan yang akan memberiku petunjuknya."
Sehyun menggigit bibir bawahnya. Baekhyun amat tidak yakin bahwa Sehyun bisa membuat bubur dan juga enggan memakan masakan Wanita itu sepertinya. Wajahnya menunjukkan ekspresi tidak yakin. Namun, pada akhirnya mengangguk juga. Astaga, ia tidak ingin mati konyol karna kelaparan.
"Baiklah,"
______________________________________
"Aku bisa makan sendiri."
Sehyun kembali menghela nafas. Menyerahkan mangkuk berisi bubur panas yang ia buat, dengan petunjuk kepala pelayan lebih tepatnya kepada Baekhyun yang duduk bersandar diatas ranjang.
"Ini paracetamol untuk sementara ini. Kalau besok tidak sembuh kita kedokter."
Sehyun terlihat sabar menunggu Baekhyun makan hingga Laki-laki itu meminum obatnya. Mengecek suhu ruangan dan memastikan bahwa kamar ini tidak dingin karna diluar telah turun salju kembali.
"Baekhyun, suhunya sudah--"
Menoleh dan mendapati Laki-laki menawan itu telah terlelap saat Sehyun mengatur suhu ruangan. Mungkin efek penenang dari obat hingga dia tidur secepat itu. Menghampiri ranjang Baekhyun dan menaikkan selimut hingga batas dagu.
Telapak tangan lembut Wanita cantik itu mengecek suhu pada dahi Baekhyun kembali.
Cukup panas, sepertinya efek kelelahan dan suhu yang ekstrim.
Mengambil plester penurun demam dan menempelkannya pada dahi Laki-laki itu. Ia sedikit khawatir meskipun sudah meminum obat setidaknya plester ini juga dapat membantu lebih."Semoga besok kau sudah sehat! Baek,"
______________________________________
Natal tahun ini, meskipun masih sama terlihat sepi. Kenangan menjaga Baekhyun yang sakit membuat Sehyun menjadikannya berbeda. Berdua bersama Baekhyun dimalam ini membuatnya sedikit senang. Laki-laki itu juga memakan bubur buatannya. Ini pertama kalinya masakannya tidak berakhir ditempat sampah. Dan itu membuat Sehyun lega.
"Aku bisa memakannya besok."
Meletakkan kue pemberian kepala pelayan kedalam lemari es. Ia tidak merasa lapar walaupun tidak makan. Melihat Baekhyun memakan lahap buburnya tadi membuat Sehyun amat kenyang.
Menghela nafas dan memandang kearah balik tembok transparan apartement. Melihat butir-butir kecil putih jatuh dari langit sembari tersenyum kecil. Hadiah dari Tuhan.
Apakah ini kado dari SantaClause juga?______________________________________
Baekhyun baru bangun dari mimpinya. Masih tetap berbaring dengan memandang langit-langit seolah masih mengumpulkan nyawa. Kedua belah mata sipitnya mengerjap lucu. Ya, Tuhan! Dia begitu menggemaskan.
Kedua pipinya memerah karna kondisinya yang masih belum sepenuhnya sembuh.CEKLEK
Wajah Pria menawan itu sontak terarah kepintu kamar yang terbuka dan muncul sosok Sehyun dari baliknya.
"Seharusnya kau mengetuk lebih dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
FF BaekHyun - Cold [✔]
Fanfiction"Sebesar apa kau membeciku, maka rasa Cintaku lebih dari itu" ©️2018