Bagian 1

7K 437 44
                                    

Hoseok tidak tahu apa keputusan yang diambilnya sudah benar. Adik dan teman-temannya sudah berulang kali memintanya untuk tidak pergi.

"Tolong jangan pergi, noona..." Jungkook menahan tangan Hoseok yang hendak masuk ke dalam taksi.

"Tidak apa-apa, Kookie. Hanya sebentar..." Hoseok tersenyum menatap adiknya itu. "Aku cuma perlu datang ke sana, memberitahu kalau Yoonji sakit dan tak bisa bekerja, lalu kembali pulang."

"Tapi kau tidak tahu orang macam apa yang memesan Yoonji. Kim Namjoon itu keturunan mafia! Dia sama kejamnya dengan pendahulunya!" kali ini teman Hoseok yang bernama Sehun mencoba menahan Hoseok yang sayangnya hanya dibalas senyuman oleh gadis itu.

Hoseok mengecup dahi Jungkook lalu masuk ke dalam taksi. Berusaha tidak mempedulikan tatapan khawatir sang adik. "Tolong ke Pearl Hotel, ahjussi." pintanya pada supir taksi.

"Baik, agassi."

.

.

Hoseok berdiri gemetar di depan hotel tujuannya. Diliriknya arloji yang menunjukkan pukul sebelas malam. Dia sudah sampai di sana semenjak tiga puluh menit lalu tapi sampai sekarang gadis itu tak berani melangkah masuk ke lobi. Hingga akhirnya seorang pria yang mengenakan setelan jas serba hitam menghampiri Hoseok. "Min Yoonji agassi?"

"Ah. B-bukan. Aku teman Yoonji." Hoseok menggeleng cepat. "Aku hanya kemari untuk memberitahu kalau Yoonji sakit dan–"

"Kenapa lama sekali?"

Kini sosok lain muncul bersamaan dengan orang-orang di sekitarnya yang membungkuk hormat. Hoseok merasa tubuhnya kaku saat orang itu menatap tajam ke arahnya. Ia bahkan tak sanggup menyelesaikan ucapannya tadi. Hoseok yakin, orang itu adalah Kim Namjoon.

Tanpa bicara lagi, sosok itu langsung menarik tangan Hoseok dan membawanya ke salah satu kamar termewah di hotel itu.

"T-tunggu dulu!" Hoseok berusaha melepas cengkraman Namjoon di pergelangan tangannya tapi tak berhasil.

"Diam."

Hanya satu kata yang keluar dan sukses membuat Hoseok diam ketakutan.

Sesampainya di kamar pria itu, rasa takut Hoseok semakin besar tatkala Namjoon mulai melepas jasnya dengan sorot mata lurus ke arah Hoseok.

"Kenapa belum buka baju? Aku sudah memberitahumu sebelumnya kalau aku tak suka sex yang bertele-tele, bukan?"

"A-anda salah paham!" Hoseok melangkah mundur dengan kaki gemetar. Pria itu menatapnya dengan pandangan lapar dan itu membuat Hoseok ngeri.

"Min Yoonji, gadis yang anda pesan sedang sakit. Saya temannya dan datang ke sini hanya untuk memberitahukan hal itu..." Hoseok menjelaskan dengan cepat. Berharap setelah ini dia bisa langsung pulang dan istirahat. Tapi seringaian di bibir pria itu seolah mengatakan sebaliknya. Jadi Hoseok segera menuju pintu kamar dan bermaksud keluar sebelum menyadari kalau pintu itu tak bisa dibuka.

'Oh tuhan. Kumohon tolong aku!' batin Hoseok menjerit panik. Terlebih ketika dirasanya Namjoon berjalan semakin dekat ke arahnya. Matanya memejam erat. Hal yang ia rasakan adalah sebuah rengkuhan di pinggangnya, lalu tubuhnya yang terasa melayang sesaat sebelum akhirnya terlempar ke atas ranjang. Hoseok membuka matanya dan mendapati Namjoon yang berdiri di hadapannya dengan kemeja putih yang kancingnya sudah terbuka sebagian dan menampilkan dadanya yang bidang. Seringaian menakutkan masih setia terukir di wajahnya.

"Rupanya kau teman yang baik, ya?" suara berat Namjoon semakin menambah rasa takut Hoseok. "Aku tidak peduli dengan alasanmu itu. Aku selalu mendapatkan apa yang kumau, sayang..." Namjoon menaiki ranjang dan merangkak menuju Hoseok yang bergerak mundur hingga menempel pada dinding. Ia begitu menikmati memandang raut ketakutan di wajah gadis itu.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang