Bagian 14

2.3K 308 16
                                    

Aloha~ Panda kambek nih!

Tadinya Panda pengen up abis isya, tapi ternyata Panda bablas ketiduraaaan 😥

Gapapa lah ya up-nya tanggal 17 bablas setengah jam. Maap yak. Maklumin aje kang ngebo satu ini. Hehehe. 😁

Selamat membaca~

.

.

.

Beberapa hari kemudian, Taekwoon pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi jahitan lukanya. Tadinya dia hanya akan pergi berdua dengan Wonho, namun Hoseok memaksa ikut karena tidak ingin ditinggal sendirian. Yonghwa, Jungkook, dan Yoonji sudah kembali ke flat kecil mereka kemarin setelah yakin Hoseok baik-baik saja dan tidak akan melakukan hal nekat lagi.

Selesai memeriksakan lukanya, mereka tidak langsung pulang. Taekwoon memilih mengajak Hoseok ke bagian rawat inap dan segera menuju salah satu kamar VIP yang ada di sana. Wonho sendiri sedang membeli minuman ke minimarket dan akan menyusul nanti.

"Silakan masuk, agassi..."

Hoseok masuk ke dalam kamar VIP itu dan melihat seorang wanita yang terbaring dengan berbagai alat bantu medis yang terpasang di tubuh dan mulutnya.

"Agassi, ini istri saya. Namanya Cha Hakyeon..."

Hoseok seketika ingat kalau waktu itu Namjoon sudah pernah memberitahunya tentang kondisi istri Taekwoon.

"Imo tidak sakit. Beliau pernah tertembak di kepala dan koma sampai sekarang."

Hoseok benar-benar lupa soal itu dan jadi merasa bodoh karena tempo hari bertanya pada Taekwoon dimana istrinya sekarang.

"Saat ini kondisi Hakyeon sedang koma. Sudah lebih dari dua puluh tahun..." jelas Taekwoon singkat. Hoseok tentu tahu karena Namjoon sudah mengatakan hal itu padanya. Tapi dia tak berani mengatakannya pada Taekwoon. Maka dari itu Hoseok memutuskan untuk tak mengungkit soal itu.

"Selama dua puluh tahunan itu... istri ahjussi terus dirawat di sini?" tanya Hoseok hati-hati

Taekwoon menggeleng. "Beberapa tahun ini sudah sempat dirawat di rumah. Tapi entah kenapa kondisinya memburuk dan harus kembali diopname..." suara Taekwoon bergetar. Tapi ia berusaha untuk tak menangis di hadapan Hoseok. Ia tersentak merasakan getaran di ponselnya, terlebih tertera nama Wonho sebagai si pemanggil.

"Saya keluar sebentar, agassi. Ada panggilan masuk..." Taekwoon segera berlari keluar dan mendapati Wonho yang berdiri bersandar di depan ruangan Hakyeon.

"Wonho? Ada apa?" Taekwoon berbisik agar Hoseok tak mendengarnya.

Wonho tersenyum kecil. "Samchun tentu tidak ingin menangis di hadapan Hoseok agassi, kan?"

Ah, Taekwoon paham sekarang. Pria paruh baya itu melirik ke dalam ruangan. Pintunya sedikit ia buka agar bisa mendengar kalau-kalau Hoseok memanggilnya. Taekwoon melihat Hoseok yang menarik kursi dan duduk di sebelah ranjang Hakyeon. Gadis itu menggenggam tangan Hakyeon yang tak terhalang oleh peralatan medis dan mengusapnya perlahan.

"Selamat sore, ahjumma. Perkenalkan, saya Jung Hoseok..." suara lembut Hoseok masih terdengar jelas oleh Taekwoon dan Wonho di luar. Isakan lirih lolos dari mulut Taekwoon yang kini terduduk di lantai dengan kedua tangan yang memeluk lututnya. Ia bahkan tak peduli dengan rasa sakit di punggungnya yang menempel di dinding. Wonho berlutut di sampingnya dan hanya bisa menatapnya iba.

'Cha Hakyeon... Kamu dengar? Itu suara anak kita. Bayi kita sudah tumbuh dewasa, Hakyeon-ah...'

.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang