Bagian 51

2.2K 235 28
                                    

"Hoseok, ayo nak. Sudah waktunya..."

Mrs. Yoon kembali ke kamar rias Hoseok saat waktu acara sudah mau dimulai. Hoseok berdiri dibantu, Jinhee. Wanita itu sudah jauh lebih tenang. Hoseok juga sempat membantunya merapikan make -up yang sempat berantakan karena menangis.

Mereka bertiga lalu berjalan keluar kamar menuju ujung lorong villa yang mengarah langsung ke pintu keluar. Di sana sudah ada Yonghwa, Taekwoon, dan Hakyeon yang menunggu.

"Ahem!" Jinhee berdehem untuk mengalihkan perhatian tiga orang itu. Mereka serempak menoleh ke belakang dan terpana melihat penampilan Hoseok yang begitu memukau. Mereka tak sanggup berkata-kata, bahkan hingga Hoseok berdiri tepat di hadapan mereka dengan senyuman lebar.

"Bagaimana penampilanku?" tanya Hoseok meminta pendapat ketiga orang tuanya. Tanpa diduga, Taekwoon meneteskan air mata bahagia seraya memeluk Hoseok dan membuat yang lain ikut merasakan haru.

"Kamu cantik luar biasa, Hoseok..." Yonghwa yang menjawab pertanyaan Hoseok dengan pujian karena Taekwoon nampaknya masih belun sanggup mengatakan apapun kecuali menangis.

Hakyeon menepuk-nepuk punggung Taekwoon, berusaha menenangkan suaminya itu.

"Terakhir aku melihatmu, kau masih bayi. Selama dua puluh tahun aku tak pernah tahu keadaanmu, tak bisa merawat dan melihat perkembanganmu, dan sekarang kamu sudah dewasa dan akan memasuki kehidupan pernikahan. Maafkan aku, Hoseok. Aku sungguh orang tua yang sangat payah..."

"Appa jangan berkata seperti itu. Semua yang appa lakukan adalah demi kebaikan semuanya." Hoseok mengelap menghapus air mata Taekwoon lalu mencium kening sang ayah dengan lembut. "Aku tidak mau ada yang menangis karena kesedihan lagi. Sekarang saatnya kita berbahagia. Oke?"

Setelah Taekwoon merasa lebih tenang, Hoseok beralih memeluk Hakyeon yang duduk di atas kursi rodanya dalam diam. Hanya senyuman yang mewakili perasaannya saat ini.

"Ayo sayang. Namjoon sudah menunggu di altar."

Mrs. Yoon menyelipkan sebatang bunga merah kecil di saku Taekwoon dan memberikannya sepasang sapu tangan putih. "Saat berjalan menuju altar, kalian tidak perlu terburu-buru, oke?"

Hoseok mengangguk. Yonghwa menggenggam pegangan kursi roda Hakyeon dan bermaksud pergi keluar lebih dulu. "Aku dan Hakyeon noona duluan, hyung..." pamit Yonghwa.

Tapi baru beberapa langkah Yonghwa berjalan, Taekwoon mendadak menahan bahunya. "Tunggu dulu, Yong..."

Yonghwa nampak terkejut dan kebingungan saat Taekwoon justru memakaikan sarung tangan putih itu di tangannya. Tak lupa Taekwoon mengambil bunga kecil di saku tuksedonya dan menyelipkannya di saku tuksedo milik Yonghwa.

"T-Taekwoon hyung..."

Hoseok dan Jinhee sama bingungnya dengan Yonghwa saat melihat sikap Taekwoon. Hakyeon sendiri hanya tersenyum maklum dan paham akan tindakan sang suami.

"Kau yang akan mendampingi Hoseok menuju altar, Yonghwa..." putus Taekwoon.

"Apa? Tapi hyung adalah orang tua kandung Hoseok! Hyung yang harusnya––"

"Selama ini kaulah yang merawat dan membesarkan Hoseok." Taekwoon memotong protes Yonghwa. Tangannya menepuk kepala adik kelasnya itu lembut. "Kau juga ayah Hoseok. Kau yang menjaganya, memastikan kehidupannya aman dan baik-baik saja. Dan sekarang kaulah yang lebih berhak mendampingi Hoseok menuju altar, Jung Yonghwa."

Taekwoon berpaling menghadap Hoseok yang bingung harus berkata apa. Senyuman lembut terpatri di wajahnya yang sudah semakin menua. "Aku mencintaimu, Hoseokie." ungkapnya tulus. Taekwoon kemudian mencium kening Hoseok sebelum pergi keluar sambil mendorong kursi roda Hakyeon diikuti Jinhee yang begitu terharu akan sikap Taekwoon. "Kami akan menyaksikan prosesinya dari kursi kami..."

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang