Bagian 18

2.1K 283 26
                                    

Hoseok merasa tidurnya terusik ketika ada sesuatu yang membebani sisi kanan tempat tidurnya, disertai usapan lembut di keningnya. Ia membuka matanya perlahan dan melihat seorang wanita paruh baya yang duduk tersenyum manis ke arahnya. Penampilannya tampak biasa. Tak ada baju ataupun tas dari brand ternama, tak ada riasan tebal berlebihan. Penampilannya nampak sangat sederhana namun tak menutupi keanggunan yang terpancar.

"Maaf, nak. Apa aku mengganggumu?"

"M-maaf, ta-tapi anda ini....."

Wanita itu tersenyum lembut. Senyumannya begitu menenangkan, namun Hoseok tidak bisa untuk tidak merasa terintimidasi karenanya. "Ah, aku lupa memperkenalkan diri. Maafkan aku..." ucap wanita itu lemah lembut. Ia berdiri dari duduknya dan sedikit membungkukkan badan.

"Namaku Kim Jinhee. Aku ibu dari orang brengsek yang sudah mengacaukan hidupmu, nak..."

.

.

.

.

.

.

.

Hoseok meminum tehnya perlahan. Tangannya yang memegang cangkir nampak gemetar merasakan aura dingin yang menyelimuti ruang makan.

Kim Jinhee, alias nyonya besar Kim, nampak begitu berbeda dari saat pertama Hoseok melihatnya. Senyum lembut nan hangat di wajahnya menghilang saat berhadapan dengan Namjoon.

"Bagaimana kabar eomma?"

"Baik."

"Eomma baru saja sampai dari Jepang, bagaimana kalau eomma istira--"

"Tidak perlu." nada suara nyonya besar Kim yang begitu datar dan dingin membuat Hoseok merinding. Dia bingung, kenapa nyonya besar bersikap begitu dingin dan ketus pada anaknya sendiri? Tapi saat melihat interaksi nyonya Kim dan Taehyung, sikapnya tak sedingin itu. Beliau masih menunjukkan senyum lembut dan pelukan hangat untuk si bungsu Kim itu.

"Hoseokie, kopi buatanmu enak sekali..."

"Te-terima kasih.....nyonya."

Suasana seketika semakin senyap. Tak ada yang berani mengeluarkan suara. Para maid bahkan berusaha agar langkah kaki mereka tak menimbulkan suara sekecil apapun.

"Aku sudah lihat beritanya."

Perhatian Hoseok dan kakak beradik Kim kembali tertuju sepenuhnya pada nyonya besar. Mereka menatap wanita itu dengan berbagai macam ekspresi berbeda.

"Apa itu adalah kesepakatanmu dengan Hoseok, Namjoon?"

Taehyung melirik sang kakak khawatir. Dia tahu apa jawaban Namjoon dan bagaimana reaksi ibunya nanti.

"Tidak, eomma. Itu keputusanku sendiri."

BRAK!!

Suara gebrakan di meja terdengar nyaring. Taehyung menatap ibunya takut. "Eo-eomma..." suara Taehyung terdengar sangat kecil dan nyaris tak terdengar.

"Kau mengambil keputusan tanpa menghargai pendapat Hoseok?!"

Namjoon hanya menunduk menerima amarah dari ibunya sendiri. Dari dulu, ia dan ibunya tak pernah bisa dekat. Namjoon sangat mencintai nyonya Kim meskipun wanita itu selalu bersikap acuh padanya. Ia tak tahu alasan kenapa nyonya Kim begitu membencinya. Sangat beda dengan perlakuan wanita itu pada Taehyung.

Yang Namjoon tahu, dari dulu sang ibu selalu membenci ayahnya. Selembut apapun tuan besar memperhatikannya, nyonya Kim tetap membencinya. Dan melihat Namjoon yang tumbuh menjadi duplikasi sang ayah, baik dari segi fisik maupun kepribadian, membuat nyonya Kim semakin menjauh dan menjaga jarak darinya. Beliau bahkan lebih memilih tinggal di Jepang, tempat keluarga besarnya, dibanding tinggal di rumah utama yang sekarang Hoseok tempati ini.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang