Bagian 60

2.9K 244 94
                                    

Beberapa minggu kemudian...

Yoonji sedang menggendong Jimin sambil bersantai di halaman belakang. Saat ini sedang waktunya untuk Jimin berjemur matahari. Dia menggantikan Hoseok karena sahabatnya itu sedang mandi. Para nyonya besar juga sedang pergi ke swalayan untuk belanja stok bahan makanan yang kosong. Namjoon jangan ditanya. Laki-laki itu tidak akan berani menggendong Jimin sendiri tanpa pengawasan orang lain. Dia sudah mulai bisa menggendong bayi, tapi masih tetap kaku dan khawatir.

Yoonji melirik sebuah gelang emas putih yang diberikan Seokjin beberapa hari lalu. Saat selesai praktek, setiap harinya dokter muda itu selalu menyempatkan mampir ke rumah Namjoon. Selain untuk melihat kondisi Yoonji, juga untuk menagih jawaban 'lamaran'nya yang sayangnya sudah mau dua bulan ini masih belum dijawabnya.

Seokjin ingat dia menyimpan gelang putih milik almarhumah ibunya. Dulu sang ibu pernah berpesan untuk memberikan gelang itu pada gadis yang kelak akan jadi pasangannya. Gelang itulah yang sekarang terpasang di pergelangan tangan kanan Yoonji. Lelaki itu benar-benar sudah memantapkan hatinya untuk menjadikan Yoonji pasangan hidupnya. Yang Seokjin butuhkan saat ini hanya satu kata "iya" dari Yoonji.

.

.

.

.

.

Hoseok menidurkan Jimin di box bayi setelah selesai menyusu dan tidur tenang. Dia sudah kembali aktif mengajar di studio tari karena murid-muridnya serta Yixing meminta dia mengajar lagi. Namjoon pun membolehkan. Jadi saat pukul empat sampai enam sore Hoseok akan pergi ke studio tari sementara Hakyeon dan Jinhee akan bergantian menjaga Jimin.

"Aku pergi dulu, eommadeul~"

Hoseok mencium pipi kedua Hakyeon dan Jinhee lalu pergi keluar rumah disusul Junmyeon yang lari dari lantai tiga. Begitu tahu Hoseok mau ke studio, Junmyeon ingin ikut supaya bisa bertemu Yixing.

"Dasar Junmyeon. Padahal dia belum mandi..." Jinhee berdecak melihat tingkah keponakannya itu.

"Biarkan saja. Namanya juga sedang jatuh cinta."

Dua wanita itu asyik menonton acara gosip sore sambil sesekali menengok Jimin yang masih tidur pulas.

"Jinhee-ya..."

"Hm?"

"Aku penasaran satu hal..."

"Apa itu?"

"Aku tentu tahu cerita bagaimana kau hamil Namjoon. Tapi aku penasaran bagaimana kau bisa sampai dapat Taehyung karena aku yakin kau tidak mau berdekatan dengan Taejoon-nim dari dulu."

Jinhee mengecilkan volume TV supaya bisa tidak mengganggu. "Waktu itu aku salah minum air yang kukira teh herbal yang biasa kuminum dengan minuman keras. Minuman itu tak berbau, rasa pahitnya hampir mirip, jadi aku tidak curiga sama sekali. Dan saat sadar aku sudah dalam keadaan...yah kau tahu sendiri selanjutnya seperti apa, Hakyeon." Jinhee menggaruk kepala belakangnya kikuk. Dia malu sendiri untuk menceritakannya.

"Oh...oke. Lalu? Apa kau menghajar Taejoon-nim?"

"Tentu saja. Aku melempar vas bunga dan tepat mengenai pelipisnya. Kau lihat kan ada garis kosong di pinggir alisnya?"

"Ah? Itu bekas luka? Kukira Taejoon-nim sengaja ingin bergaya seperti anak muda yang memodelkan bentuk alisnya. Dia kan terkadang suka lupa umur..."

"Kau benar. Hahaha!"

"Tapi syukurlah akhirnya kamu bisa menerima Taejoon-nim sekarang. Dan Namjoon juga."

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang