Bagian 34

2.1K 272 23
                                    

"Kami pulang..."

Jinhee menoleh ke arah Namjoon yang sedang mendorong kursi roda Taejoon. Di belakang mereka ada Taekwoon yang nampak terlihat sangat kotor. Kemeja putih yang dipakainya sudah berubah warna merah kecoklatan akibat darah musuh-musuhnya, terutama darah Younghoon.

"Ada apa dengan Taekwoon?"

"Samchun menggila dan menghajar Younghoon sampai mati."

Jinhee sudah diceritakan semuanya tadi oleh Yonghwa. Jadi dia sudah paham. Hanya saja Jinhee tak menyangka Taekwoon akan menggila seperti itu.

"Mandi lalu buang bajumu, Taekwoon."

"Ya, nyonya besar."

Jinhee berdecak sebal. Bagaimanapun mereka pernah berteman, jadi ia tak suka kalau Taekwoon memanggilnya 'nyonya besar' seperti itu. Tapi berapa kali pun Jinhee memprotes, Taekwoon tak akan merubah panggilannya. Baginya, Jinhee adalah majikannya sekarang meskipun mereka berteman.

"Mana Hoseok?" tanya Taejoon.

"Di kamar."

"Sudah tidur?"

"Tidak. Dia hanya duduk diam melamun di kasurnya. Makanan ataupun cemilan yang dibawakan maid tak ada yang disentuhnya."

Langkah Taekwoon terhenti mendengar ucapan Jinhee. Dadanya sesak membayangkan kalau Hoseok akan membencinya.

"Tenanglah, Taekwoon..." suara Taejoon membuat Taekwoon menoleh ke arahnya. Dilihatnya tuan besarnya itu tersenyum. "Kau mandi, lalu istirahat. Biar aku mencoba bicara dengan Hoseokie."

"Baik, tuan besar." Taekwoon membungkuk hormat kemudian berlalu menuju kamarnya. Taejoon memandang Jinhee. "Kamu sudah makan?"

"Tidak usah mempedulikanku. Pedulikan saja dirimu sendiri..." nada bicara Jinhee yang tak ketus membuat kening Taejoon berkerut. 'Perasaanku saja atau.....'

"Apa lihat-lihat?! Sana temui Hoseok!!"

Taejoon berjengit kaget karena Jinhee mendadak menyemburnya. Tapi tak lama pria itu tersenyum. 'Ah, rupanya perasaanku saja. Sekilas kupikir Jinhee mulai melembut padaku tadi...'

Saat Namjoon hendak mendorong kursi roda Taejoon, ayahnya itu menolak. "Aku bisa jalan sendiri, Namjoon..."

"Yakin?"

"Yakin."

Taejoon berdiri dari kursi rodanya lalu melangkah menuju kamar Hoseok di lantai dua. Diketuknya pintu kamar Hoseok. "Hoseok-ah? Ini samchun. Boleh aku masuk?"

Tak ada jawaban. Sebagai gantinya, Taehyung yang muncul setelah membukakan pintu. "Appa..."

"Hoseok sudah tidur, Tae?"

Taehyung menggeleng lalu menghambur memeluk sang ayah. Menangis.

Dari semenjak pulang, Hoseok menolak kehadiran semua orang, termasuk Taehyung. Hoseok bahkan memberontak saat Taehyung memeluknya dan mendorong gadis itu hingga terjatuh. Taehyung melihat bagaimana sorot mata Hoseok berubah dingin. Sama seperti saat Hoseok tahu Taehyung adalah adik Namjoon dulu.

Taejoon balas memeluk Taehyung sembari mengusap kepala dan punggung anak bungsunya itu. "Biar appa coba bicara dengan Hoseok. Kamu tunggu di sini..." ujar Taejoon setelah melepas pelukannya. Taehyung mengangguk patuh. Ia berdiri menunggu di depan kamar sementara ayahnya masuk dan menemui Hoseok.

"Ho––"

"Pergi."

Taejoon tercekat mendengar nada suara Hoseok yang begitu dingin dan datar. Tadinya ia pikir, karena di rumah itu dirinya paling dekat dengan Hoseok maka gadis itu masih mau berbicara dengannya. Tapi ternyata tidak. Hoseok mengusir siapapun yang berusaha mendekatinya.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang