Bagian 12

2.3K 298 19
                                    

Taekwoon mengarahkan segelas susu hangat yang sudah dipakaikan sedotan ke arah bibir Hoseok. Hari sudah mulai sore dan semenjak Hoseok sadar dan tahu soal kehamilannya tadi siang, dia sama sekali tak berbicara sedikitpun. Tatapan matanya kosong.

"Agassi, tolong minum susunya sedikit supaya ada tambahan tenaga. Bibir anda juga sangat kering..." bujuk Taekwoon dengan suara bergetar.

Hoseok melirik Taekwoon yang menatapnya sendu. "Aku ingin pulang, ahjussi..."

Taekwoon memaksakan sebuah senyum. "Iya. Kita akan pulang setelah agassi habiskan susunya supaya kuat untuk berjalan. Agassi masih sangat lemas..."

Perlahan, Hoseok akhirnya mau meminum susunya. Yonghwa hanya memperhatikan dari luar ruangan. Dia membiarkan Taekwoon yang mengurusi Hoseok untuk saat ini.

.

.

.

Jungkook nyaris menghajar Namjoon setelah ia dan Yoonji datang ke rumah sakit dan diberitahu semuanya. Tapi ia mengurungkan niatnya setelah Yonghwa menahannya.

"Tidak baik ribut di area rumah sakit, Jungkookie."

Jungkook mengepalkan tangannya dengan kuat. "Kenapa appa membelanya? Dia itu sudah membuat noona menderita!" seru Jungkook kesal.

Yonghwa mengusap pipi Jungkook yang basah. Mata pemuda itu juga memerah akibat menangis. "Appa akan ceritakan semuanya di rumah nanti. Sekarang kamu temani Hoseok dulu."

"Appa mau kemana?"

"Ke bagian administrasi. Setelah itu ambil obat di apotik."

"Biar aku yang ambil obatnya, samchun..." tawar Yoonji. Yonghwa mengangguk kemudian menyerahkan kertas resep pada Yoonji yang segera menuju ke apotik. Setelah Yonghwa dan Namjoon pergi, barulah Jungkook masuk ke kamar Hoseok dan menemui kakak tersayangnya itu. Setengah mati ia berusaha menahan tangis melihat wajah kakaknya yang kuyu dan tanpa ekspresi. Sorot matanya kosong.

"Noona..." Jungkook memeluk Hoseok erat. Dia tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Hoseok saat ini. Mengandung anak dari seseorang yang dibencinya, itu bukanlah hal yang patut disyukuri.

.

.

.

Yoonji yang dari tadi terus menunduk tak memperhatikan jalan dan berakhir menubruk punggung seseorang yang ada di depannya.

"Maafkan aku." Yoonji membungkuk sopan seraya meminta maaf.

"Kau teman Hoseok, bukan?"

Yoonji mendongakkan kepala dan akhirnya tahu kalau orang yang dia tabrak tadi adalah Seokjin. Ia mengangguk pelan. "Sekali lagi maafkan aku. Dari tadi aku sedang tak fokus..."

Seokjin tersenyum maklum. Dokter muda itu membungkuk untuk mengambil kertas resep Yoonji yang terjatuh dan matanya menangkap nama dan cap dokter, serta nama-nama obat yang tertera di kertas itu.

"Jang Nara uisa? Kamu habis periksa ke dokter kandungan?"

Yoonji menggeleng. "Bukan aku."

"Lalu siapa?"

"Hoseok."

Seokjin tak bisa menyembunyikan keterkejutannya mendengar Yoonji menyebut nama Hoseok.

"Hoseok....hamil?"

Sebuah anggukan singkat yang didapat Seokjin sudah cukup untuk menjawab pertanyaannya. Yoonji menatapnya lekat. "Anda menyukai Hoseok? Kusarankan lebih baik anda menyerah saja, uisanim..."

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang