Bagian 29

2K 259 12
                                    

"Selamat pagi, Hoseokie~ cheese sandwich like usual?"

Hoseok masuk ke dapur dan mendapati Taejoon yang sedang memanggang roti. Pria itu tampak mengenakan setelan jas mahalnya yang ditutupi dengan celemek. Tak terlihat seperti ketua mafia yang ditakuti, hanya nampak seperti pegawai kantoran biasa yang memasak sarapan sebelum berangkat kerja.

"Samchun mau pergi?"

Taejoon mengangguk lalu menunjuk koper kecil yang diletakkan di samping kulkas.

"Kemana?"

"Italia. Ada sedikit keperluan mendesak di urusan 'bawah tanah'."

Hoseok mengangguk-angguk pelan, paham dengan maksud Taejoon.

"Mau ikut ke bandara?"

"Boleh?"

"Tentu saja, nak. Ayo sarapan dulu..."

Hoseok ke ruang makan lalu duduk manis di salah satu kursi sementara salah satu maid membuatkan susu hamilnya. Taejoon membawa sandwich yang sudah jadi ke meja makan dan ikut duduk. "Makan yang banyak, Hoseokie..."

"Ne, samchun."

Mereka makan dalam diam. Suasana pagi itu masih cukup hening. Jinhee masih di kamarnya, Taehyung sendiri sudah berangkat sekolah dari sebelum Hoseok bangun. Sebagian besar maid sedang membersihkan lantai tiga rumah besar itu. Hanya ada dua orang maid yang stand by di dapur.

Selesai makan, keduanya langsung keluar rumah dan mendapati Namjoon yang sudah menunggu di dekat salah satu mobil. "Appa lama..." protesnya.

"Appa kan sarapan yang bergizi dulu. Tidak sepertimu yang cuma minum kopi hitam. Appa masih sayang dengan perut appa sendiri..."

Sesaat, Hoseok dan Namjoon melakukan kontak mata saat gadis itu tak sengaja mendongak. Dan segera saja Hoseok kembali menundukkan kepala karena salah tingkah sendiri.

"Kamu duduk di depan. Appa dan Hoseok di belakang..."

"Hoseok ikut ke bandara?"

"Yap."

.

.

Sepanjang perjalanan, Hoseok dan Taejoon banyak mengobrol tentang hal-hal random. Tak jarang Taejoon akan menceritakan kisah lucu untuk membuat Hoseok tertawa. Wonho yang menyetir pun kadang ikut menimpali dengan hal lain yang tak kalah lucu sehingga suasana di mobil itu ramai. Namjoon sendiri hanya diam dan tersenyum. Dia tak perlu bergabung dalam candaan itu, hanya memfokuskan pendengarannya mendengar suara tawa Hoseok. Ayahnya benar-benar tahu cara membuat gadis itu tertawa riang.

Di bandara, Taejoon turun lebih dulu dan nampak berbicara dengan anak buahnya. Setelah itu ia menghampiri Hoseok lalu memeluknya erat. "Hati-hati..."

Hoseok tersenyum. "Seharusnya aku yang bilang hati-hati pada samchun." Hoseok membalas pelukan Taejoon sama eratnya. "Berapa lama samchun di Italia?"

"Tidak lama, hanya tiga malam saja..." Taejoon mengusak rambut Hoseok sayang. "Setelah aku kembali ke Korea kita shopping lagi, oke?"

"Oke~"

Namjoon tersenyum melihat kedekatan Hoseok dengan Taejoon. Padahal dirinya dan Taehyung saja tak sedekat itu dengan sang ayah. Kadang Namjoon dan Taehyung suka merasa iri melihat kedekatan dan kekompakan Hoseok dengan Taejoon.

"Ah, sebelum aku ke pesawat, aku ingin menitipkan ini..." Taejoon mengeluarkan sebuah pistol kecil berwarna silver dan menyerahkannya pada Hoseok. Kosong tanpa peluru. Tapi cukup untuk membuat Hoseok gemetar. Terlebih ketika menerima sebuah kantung beludru kecil berisi beberapa butir peluru.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang