Bagian 44

2.4K 260 29
                                    

Jungkook, Yonghwa, Wonho, dan yang lainnya hanya bisa terdiam kaget melihat interaksi manis yang terjadi antara Namjoon dan Hoseok.

Saat ini waktu sarapan Hoseok, dan Namjoon dengan telaten menyuapi Hoseok yang makan dengan sangat lahap. Gadis itu bahkan beberapa kali tersenyum manis setiap Namjoon mengelap area bibirnya yang kotor.

"Aku masih lapar..." celetuk Hoseok saat Namjoon membereskan peralatan makannya. Namjoon terkekeh. "Mau kubelikan kue di kantin? Atau ingin sesuatu yang lain?"

"Es krim..."

"Ini masih pagi, Hoseok-ah. Kita beli es krim nanti sore saja setelah pulang, ya?"

Hoseok memanyunkan bibirnya tapi tetap mengangguk patuh. "Kalau begitu aku minta kue cokelat dan jus melon saja..."

Namjoon memanggil Wonho yang dari tadi melongo dengan mulut terbuka di dekat pintu. "Y-ya, bos?"

"Belikan kue cokelat dan jus melon di kantin. Dan segelas kopi panas..." perintah Namjoon seraya menyerahkan selembar uang pecahan lima puluh ribu won.

"Ba-baik, bos..."

Wonho keluar dari kamar diikuti Yonghwa. "Wonho-ya..."

"Ne?" Wonho menoleh ke arah Yonghwa yang berjalan di belakangnya.

"Sejak kapan Namjoon dan Hoseok jadi mesra begitu?"

"Aku juga kurang tahu. Kupikir Hoseok agassi masih bersikap dingin pada bos..."

"Aku kira juga begitu. Ya sudah, sana kau beli pesenan Hoseok dulu..."

"Ne, samchun."

Wonho kembali berjalan menuju kantin sambil berpikir keras. Dia dari kemarin terus ada di kamar Hakyeon bersama Taekwoon dan Yonghwa, jadi dia tak tahu bagaimana progres Namjoon Hoseok seperti apa sampai bisa menjadi semesra itu.

Tapi pikiran Wonho tentang Hoseok dan Namjoon terhenti saat ia tak sengaja melihat Hyungwon yang sedang membayar di kasir. Sepertinya gadis itu baru saja sarapan di sana. Tanpa sadar ia tersenyum lebar.

"Hyungwon-ssi!"

Hyungwon menoleh ke arah Wonho yang menyapanya dengan kelewat semangat. Wajar saja, Wonho sudah beberapa minggu tak bertemu dengan gadis tinggi itu. Dia rindu dengan gadis galak itu.

"Mau menjenguk Hoseok agassi?"

"Apa perlu ditanya lagi?" seperti biasa, Hyungwon akan bersikap ketus pada Wonho. Selesai membayar, Hyungwon kembali duduk di salah satu meja. Ia melirik arlojinya sekali. Wonho menatapnya bingung. "Menunggu siapa?"

"Sehun."

Wonho duduk di hadapan Hyungwon. Senyumnya tak pernah hilang saat memandang gadis itu. Tapi baru sebentar dia duduk, Wonho langsung teringat pesanan Namjoon. Jadi dia buru-buru ke counter dan memesan.

Sehun, yang baru saja dari toilet, melihat Wonho dan menaikkan sebelah alisnya.

"Wow, kenapa ada ahjussi itu di sini?"

Hyungwon mengedikkan bahunya cuek. "Entah."

Wonho berdecak sebal. "Aku bukan ahjussi..."

.

Di saat yang bersamaan, Hoseok kini sedang mengupas buah sendiri. Dia sudah sehat dan bisa menggerakkan tangannya lebih leluasa karena sudah tidak ada infus yang terpasang. Yang lain sudah pergi keluar dan hanya menyisakan Namjoon yang setia duduk di sampingnya.

"Hoseok-ah..."

"Hm?"

"Sudah ada gambaran mau menamai anak kita siapa?"

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang