Bagian 36

2.1K 250 24
                                    

Jungkook setengah mati menahan Hoseok yang terus berusaha keluar dari HCU. Seorang perawat juga nampak memegangi tangan kanan Hoseok yang dipasang alat infus. Jarumnya sudah sedikit tertarik dan membuat tangan Hoseok mengeluarkan darah.

"Tenang dulu, noona. Yoonji noona dan Seokjin uisanim pasti baik-baik saja..." ucap Jungkook lembut. Tangannya melingkari bahu Hoseok dan memeluknya erat. Ia berusaha terlihat tenang, meski kenyataannya dia pun merasa sangat khawatir. Jungkook paham, sebenci apapun Hoseok pada semua orang, rasa sayang di hatinya masih jauh lebih besar. Apalagi Yoonji sendiri adalah sahabat yang sangat Hoseok sayangi.

"Kembali tidur ya, noona..." bujuk Jungkook pelan. Bersyukur Hoseok sudah tak memberontak lagi. Ia perlahan mengangkat tubuh Hoseok dan kembali membaringkannya di atas tempat tidur. Perawat pun segera mengganti jarum infus Hoseok dengan yang baru setelah membersihkan noda darah yang sudah mulai mengering. Setelah memastikan posisi Hoseok nyaman, barulah Jungkook keluar dari HCU. Di depan sudah ramai orang bergerombol, termasuk Namjoon dan yang lainnya.

Dua orang teknisi nampak berusaha membobol pintu lift agar Seokjin dan Yoonji bisa keluar. Jika terjebak di dalam lift cukup lama, dikhawatirkan pasokan oksigen akan semakin menipis.

"Oke! Tarik!" Jungkook melihat seorang teknisi memberi instruksi dan bersamaan membuka pintu lift yang macet. Menampakkan sosok Seokjin yang terduduk di lantai lift dengan Yoonji di pangkuannya. Gadis itu sudah jatuh pingsan akibat serangan panik dan kekurangan oksigen.

"Yoonji noona!!" Jungkook menghampiri Seokjin lalu beralih menggendong Yoonji keluar dan membaringkannya di atas brankar. Seorang perawat langsung memasangkan ambubag pada Yoonji sementara Seokjin menolak ketika beberapa orang hendak membawanya ke IGD bersama Yoonji.

"Aku baik-baik saja. Tolong rawat Yoonji saja..."

"Anda yakin, uisanim?" tanya salam satu petugas ragu. Seokjin mengangguk lalu tersenyum untuk meyakinkan. "Sangat yakin."

Jungkook menatap Seokjin yang nampak sedikit pucat. Pemuda itu menepuk bahu sang dokter pelan. "Anda yakin baik-baik saja? Wajah anda pucat, uisanim..."

"Aku sungguh tak apa-apa. Hanya sedikit panik saat di dalam tadi. Khawatir liftnya akan jatuh, apalagi Yoonji mendadak pingsan. Tapi selebihnya aku baik-baik saja..." ujar Seokjin kini sudah mulai tenang. Ia menyerahkan bungkusan kotak makan siang dan minuman yang dibeli Yoonji pada Jungkook. Matanya tak sengaja melirik Namjoon yang juga tengah menatapnya tajam. Ia tentu tak lupa kalau mereka adalah saingan jika berhubungan dengan Hoseok.

"Bagaimana kakakmu?" tanya Seokjin seraya kembali menatap Jungkook. Tak peduli dengan Namjoon yang tak senang mendengarnya menyebut nama Hoseok. Taehyung yang berdiri di belakang kakaknya memandang dua orang itu bergantian dengan penuh kekhawatiran. Ia tak khawatir pada Namjoon melainkan pada Seokjin. Kakaknya marah sama sekali bukan hal yang bagus. Pria itu bisa melakukan sesuatu yang mengerikan jika amarahnya tak terkontrol.

"Noona tadi nyaris lari keluar saat mendengar kalau anda dan Yoonji noona terjebak di lift. Infus di tangannya juga nyaris lepas..." jawab Jungkook. Pemuda itu juga berkeringat dingin merasakan aura menekan dari Namjoon. Seokjin melangkah hendak masuk ke HCU saat bahunya mendadak dicengkram oleh Namjoon.

"Ada apa, Kim Namjoon-ssi?"

"Jangan dekati Hoseok." nada mengancam terdengar begitu jelas dari perkataan Namjoon. Tapi Seokjin menanggapinya dengan santai. Tidak menunjukkan rasa takut atau segan sedikitpun. Ia hanya menunjukkan senyum sinis.

"Aku seorang dokter di sini kalau kau lupa, Namjoon-ssi. Dan kau tak punya hak untuk melarang seorang dokter menemui pasiennya..." ucap Seokjin tajam. Ia menyentak kasar tangan Namjoon di bahunya. "Sekarang kalau kau sudah tak ada keperluan, aku permisi dulu..."

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang