Bagian 6

2.5K 305 24
                                    

Hoseok menatap sebuah paper bag berisi syal besar warna hijau yang tergeletak di kaki ranjang ayahnya. Terdapat kartu kecil bertuliskan 'To Hoseok' yang menempel di salah satu tali paper bag itu. Dia sudah menunggui Yonghwa dari pagi dan tadi pamit sebentar untuk membeli makan siang di kantin rumah sakit. Hoseok yakin paper bag itu tak ada di sana sebelumnya.

"Dari Seokjin uisanim. Dia mengantarkannya kemari saat kau pergi membeli makan tadi..." ucap Yonghwa cepat demi menjawab raut bingung di wajah putrinya.

"Ah.." Hoseok mengangguk paham. Diambilnya syal itu, merasakan lembut bahannya. Melihat dari merek ternama yang tercantum pada paper bagnya, sudah pasti syal itu merupakan barang mahal. Sangat berbeda dengan syal usang milik Hoseok yang kini tengah dipakainya.

"Aku akan mengembalikannya..." Hoseok kembali memasukkan syal itu ke dalam paper bag.

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa menerima barang mahal seperti ini, appa..." Hoseok keluar dari kamar Yonghwa dan langsung menuju ruang praktik Seokjin. Ia hendak mengetuk pintu ruangan Seokjin ketika pintu itu mendadak terbuka dan dokter Kim senior keluar dari sana.

"Hoseokie?" dokter Kim tersenyum senang melihat Hoseok. Pria paruh baya itu menoleh ke arah Seokjin yang masih mencatat entah apa di salah satu status pasien.

"Seokjin, Hoseok datang mencarimu."

Seokjin langsung menghentikan apapun yang sedang dikerjakannya dan menghampiri Hoseok. Bibirnya menyunggingkan senyum lebar.

"Appa pergi dulu kalau begitu..." dokter Kim menepuk bahu sang anak dan kembali tersenyum pada Hoseok sebelum melangkah menjauh dari ruang praktik Seokjin.

"Silakan masuk, Hoseok."

Hoseok menggeleng pelan. "Saya cuma sebentar..." ujarnya seraya menyodorkan paper bag di tangannya. Seokjin menatap gadis itu bingung.

"Saya ingin mengembalikan syal ini."

"Apa kau tak menyukainya?" Seokjin tak bisa menyembunyikan nada kekecewaan dalam ucapannya.

"Bukan begitu..." Hoseok menggeleng lagi. Dia tak ingin Seokjin salah paham. "Saya hanya tidak bisa menerima barang semahal ini sebagai hadiah."

"Tapi aku memang sengaja membeli syal ini untukmu..."

Seokjin mengusap tengkuknya kikuk. Dia bingung harus bagaimana agar Hoseok mau menerima barang pemberiannya.

"Saya menghargai maksud baik anda, uisanim. Tapi saya sungguh tidak bisa menerimananya. Saya merasa tak pantas..." ujar Hoseok rendah diri.

Seokjin kini tersenyum maklum. Tanpa mengatakan apapun ia mengambil paper bag yang disodorkan Hoseok, kemudian mengeluarkan syalnya. Ia menggumamkan kata 'permisi' saat melepas syal milik Hoseok dan menggantinya dengan syal yang ia beli. Hoseok hanya terdiam kaku sembari menatap Seokjin.

"Aku tidak suka melihatmu rendah diri seperti itu..." Seokjin menunduk menatap wajah Hoseok yang kini sedikit terhalangi syal besar itu. Dokter muda itu tersenyum lembut. "Syal ini khusus kubeli untuk kuhadiahkan padamu. Dan kamu pantas menerimanya..."

Seokjin kemudian menyimpan syal lama Hoseok ke dalam paper bag tadi dan menyerahkannya lagi pada gadis itu.

"Te-terima kasih banyak..."

"Sama-sama."

Kemudian mereka terdiam cukup lama. Mereka berdua sama-sama tidak tahu harus bicara apa lagi. Seokjin sendiri sibuk berdebat dalam hatinya. Dia ingin mengungkapkan perasaannya pada Hoseok. Mumpung ada kesempatan.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang