Bagian 45

2.4K 249 9
                                    

Seokjin menunggu dengan tak sabar di depan kamar mandi. Dia was-was karena Yoonji sudah satu jam lebih berada di dalam.

"Yoonji?" panggil Seokjin ragu. Tangannya terangkat hendak mengetuk pintu, namun dia urungkan karena takut mengganggu.

"Yoonji, kau baik-baik saja? Butuh bantuan?"

Seokjin melompat ke belakang saat pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Yoonji yang sudah berpakaian dengan rapi. Rambutnya yang masih setengah basah hanya dibiarkan begitu saja. Matanya mendelik tajam ke arah Seokjin yang sudah berkeringat dingin.

"Apa menurut anda aku terlihat baik-baik saja, Dr.Kim junior?"

Tentu saja tidak. Seokjin tahu itu.

Yoonji berjalan dengan sedikit tertatih untuk mengambil tasnya yang tergeletak di samping kasur. Matanya tak sengaja tertuju ke noda kemerahan yang mulai menggelap di atas sprei. Yoonji mendengus. Itu benar-benar pengalaman pertamanya, dan gadis itu tak menyangka kalau dia akan melakukannya dengan Seokjin. Walaupun tidak sengaja akibat mabuk.

"Kau mau langsung kembali ke rumah sakit?"

Tidak dijawab. Seokjin menggaruk kepalanya, bingung harus bagaimana. Saat keluar kamar, mereka melihat Dr.Kim yang sedang menata sarapan di atas meja makan. Dokter senior itu tersenyum ramah melihat Yoonji yang berdiri kikuk di depannya.

"Ayo sarapan dulu, Yoonji-ya..."

"Sa-saya mau langsung ke rumah sakit, uisanim..."

Dr.Kim memasang ekspresi murung di wajahnya. "Ah, geurae? Padahal aku sudah memasak sup seafood untukmu sarapan. Hoseok pernah cerita kalau kamu suka seafood..." ucapnya dengan nada memelas. Yoonji jadi tidak enak sendiri melihatnya.

"Mu-mungkin saya akan sarapan dulu sebentar..."

Wajah Dr.Kim langsung berubah sumringah.  "Kalau begitu ayo duduk. Biar kuambilkan nasi dan supnya..."

Dr.Kim berpaling menuju dapur. Sesaat Seokjin bisa melihat ayahnya tersenyum jahil sambil memeletkan lidah saat Yoonji tak melihat. Dia tahu ekspresi sedih sang ayah tadi hanya pura-pura supaya Yoonji mau sarapan dulu. 'Sungguh akting yang meyakinkan...' batin Seokjin takjub.

Yoonji duduk perlahan dengan ekspresi menahan sakit. Bagian pinggang ke bawahnya memang terasa ngilu. Seokjin melihatnya.

"Perlu dilapisi bantal untuk duduk?" tawarnya sambil mengambilkan sebuah bantal dari sofa. Lagi, hanya delikan tajam dari Yoonji yang Seokjin dapatkan.

.

.

"Biar kuantar..."

"Tidak perlu."

"Yoonji-ya..."

"Aku bisa naik bus."

"Tapi tubuhmu masih sakit, kan?"

BUGH!!

Yoonji menghantam perut Seokjin menggunakan tasnya. Dia kesal. "Memangnya siapa yang membuatku kesakitan, hah?!"

Seokjin memegangi perutnya yang terasa sakit. Ditatapnya Yoonji yang masih emosi. "Ma-makanya itu biarkan aku membantumu. Kalau kuantar, kamu bisa lebih cepat sampai ke rumah sakit, kan? Hoseok pasti mencarimu..."

Mulut Yoonji terbuka lebar. Dia lupa mengabari Hoseok dan yang lainnya kalau dia ingin pulang semalam. Hoseok pasti mencarinya.

TIN TIN!!

Keduanya terkejut karena suara klakson dari mobil yang berhenti di dekat mereka. Saat kaca mobil dibuka, Yoonji melihat bahwa Taemin adalah si pemilik mobil.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang