Bagian 10

2.4K 325 14
                                    

Yuhuu~👋
Seperti biasa Panda up di tengah malem ya~
Betewe, hari ini Panda abis hibernasi, molor dari abis subuh dan baru bangun pas mau maghrib tadi. Jadi editannya seadanya aja ya? Hehehe~😁

Yaudah, langsung cekidot aja deh.

Met baca yorobun~ 😆

.

.

.

Jungkook dan Yoonji pulang setelah sarapan bersama karena mereka masih harus pergi kerja. Yonghwa sendiri masih tinggal di rumah Namjoon karena Hoseok yang masih enggan ditinggal. Keduanya kini sedang duduk di halaman belakang sambil mengobrol ringan. Beberapa maid menghampiri mereka dengan nampan berisi aneka cemilan dan dua cangkir teh.

"Silakan diminum, tuan dan agassi..."

Hoseok menatap para maid itu. "Taekwoon ahjussi dimana?" tanyanya penasaran. Dari waktu sarapan dia tak melihat pria itu sama sekali. Seorang maid yang sedang menuangkan teh dari teko menjawab, "Taekwoon-ssi sedang ke rumah sakit, beliau mau menjenguk istrinya di sana."

"Istri ahjussi sakit apa?"

Para maid itu berpandangan. Ragu ingin menjawab pertanyaan Hoseok. Salah satu dari mereka nyaris membuka mulut ketika Namjoon datang.

"Imo tidak sakit. Beliau pernah tertembak di kepala dan koma sampai sekarang." ucapnya menjelaskan.

Hoseok terkejut mendengarnya. Sesaat dia lupa kalau Taekwoon itu bekerja di bawah keluarga mafia, setidaknya sampai di generasi pendahulu sebelum Namjoon. Hal berbahaya seperti itu pasti bisa mengincar mereka kapanpun.

Namjoon menghampiri Yonghwa, membungkuk sembilan puluh derajat di hadapan pria itu. "Maaf baru bisa menemui anda sekarang, Yonghwa-nim..."

"A-ah ya.. Jangan terlalu formal padaku..." Yonghwa membalas sapaan Namjoon dengan kikuk. Dia kaget melihat Namjoon yang bersikap sopan padanya mengingat apa yang dia lakukan pada Hoseok itu sudah sangat keterlaluan. Jadi tadi dia pikir Namjoon akan bersikap seenaknya atau bahkan hanya mengacuhkan Yonghwa.

Namjoon menatap Hoseok yang tampak membuang pandangannya. Bagaimanapun sikap baik Namjoon pada ayahnya tak akan membuat rasa benci Hoseok luntur. Pria itu hanya bisa menghela nafas maklum. Ia mengulurkan sebuah paper bag kecil berisi beberapa botol vitamin pada Yonghwa. "Ini untuk anda..."

"Apa ini?"

"Ini vitamin harian dan bagus untuk jantung. Kebetulan kakek saya juga mengidap penyakit jantung seperti anda, Yonghwa-nim..."

"Terima kasih, Namjoon-ssi. Ngomong-ngomong bisa kita bicara berdua? Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan."

Namjoon mengangguk. "Mari ikut saya..." ucapnya sembari mengajak Yonghwa menuju ruang kerjanya. Di ruang tengah, mereka berpapasan dengan Taehyung yang baru keluar dari kamarnya dengan menggunakan seragam.

"Sudah sarapan, nak? Tadi kenapa tidak ikut sarapan bersama?"

"Saya tidak terbiasa makan pagi, ahjussi." jawab Taehyung bohong. Padahal dia ingin sekali bisa makan satu meja dengan Hoseok dan Jungkook tadi. Tapi sebisa mungkin Taehyung menahan diri mengingat Hoseok yang masih membencinya.

"Saya berangkat sekolah dulu, ahjussi..."

"Hati-hati di jalan, nak." Yonghwa mengusap kepala Taehyung dan membuat gadis itu tertegun. Dia tak pernah diusap kepalanya seperti itu oleh ayahnya. Dari kecil, Taehyung hidup dengan kakek dan neneknya, baru setelah lulus SMP dia pindah ke Seoul dan tinggal bersama keluarga intinya. Taehyung tak pernah dekat dengan ayahnya. Dan perlakuan Yonghwa itu membuatnya bahagia.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang