Bagian 24

1.9K 267 10
                                    

Beberapa minggu kemudian.....

"Hoseok-ah, baju ini pasti sangat cocok untukmu!"

Hoseok memperhatikan Taejoon yang sedang melihat sebuah dress hamil berwarna merah marun dengan aksen pita berwarna coklat teh di dada dan lingkar perutnya. Panjangnya mencapai sejengkal di bawah lutut. Tentu itu takkan terlalu pendek untuk Hoseok. Gadis itu diminta untuk duduk manis di sofa khusus pengunjung yang disediakan di sana sementara Taejoon berkeliling di dalam butik mencari pakaian yang cocok untuknya.

Masa kehamilan Hoseok memasuki usia dua belas minggu dan perutnya mulai terlihat agak membesar. Hoseok sudah mulai tak bisa memakai celana panjang, hanya memakai rok dan baju-baju longgar. Maka dari itu Taejoon sengaja mengajak Hoseok untuk membeli baju baru. Ini kali kedua mereka pergi shopping bersama setelah beberapa waktu lalu mereka pergi membeli banyak onesie dengan berbagai motif hewan.

Selesai berbelanja pakaian untuk Hoseok, Taejoon mengajaknya untuk makan siang di foodcourt yang ada di lantai teratas mall yang mereka kunjungi. Pria itu benar-benar menjaga Hoseok sepenuh hati. Dia tentu tak mau terjadi apa-apa pada calon menantu dan cucunya itu.

"Hoseokie mau makan apa?"

Hoseok terdiam bingung. Dia tidak tahu mau makan apa. Taejoon yang melihatnya tersenyum. "Bagaimana kalau kita pesan pizza? Topping full daging dan keju?"

Melihat mata Hoseok yang berbinar, Taejoon tahu dia sudah memilih menu yang tepat. Dia segera berdiri dan pergi ke stand pizza setelah meminta dua bodyguardnya menjaga Hoseok. Biasanya, Taejoon selalu menyuruh bodyguardnya yang memesan, tapi kali ini untuk Hoseok dia rela memesan langsung ke stand. Beberapa orang yang sedang mengantri di stand pizza hendak menyingkir begitu melihat dan mengenali Taejoon.

"Tak perlu begitu, nak. Aku masih paham budaya mengantri. Santai saja..." Taejoon menepuk bahu anak muda yang nampak berkeringat dingin melihatnya. Taejoon heran, padahal dia tidak dalam mode arogan, dingin, dan kejamnya. Tapi orang-orang masih saja ketakutan melihatnya.

'Resiko menjadi ketua mafia. Haaahh...' batin Taejoon maklum. Meskipun situasinya sudah tidak seperti dulu, tetap saja yang namanya mafia ataupun keturunannya akan sangat disegani.

.

Hoseok menatap dua bodyguard yang berdiri di belakang dan menjaganya bergantian. "Kenapa kalian tidak duduk?"

"Kami bertugas menjaga anda, agassi..."

"Bukan berarti kalian tidak boleh duduk." ujar Hoseok seraya menepuk kursi kosong di kanan kirinya. "Duduklah..."

Kedua bodyguard itu saling berpandangan. Taejoon yang mendengar percakapan mereka melalui ear-piecenya tersenyum dan berbicara melalui mic kecil yang tersambung. "Hoseok meminta kalian duduk, turuti saja..."

Mendengar suara bos mereka, dua bodyguard itu langsung duduk. Tentunya masih dengan rasa waspada.

Hoseok sendiri kembali diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia memikirkan ucapan Jinhee padanya beberapa minggu lalu.

.

.

Flashback...

"Hoseok-ah, kamu ingin terbebas dari Namjoon?"

Hoseok memandang Jinhee yang tengah tersenyum hangat padanya. "Bisakah?"

"Aku akan membantumu. Aku juga sudah bertemu Seokjin dan memberitahunya tentang hal ini."

"Seokjin-ssi? Ahjumonim kenal dengannya?"

"Bisa dibilang begitu..." Jinhee mengusap rambut panjang Hoseok dengan lembut. "Aku tahu Seokjin menyukaimu. Dan meskipun kamu tidak memiliki perasaan yang sama untuknya, setidaknya hidupmu akan jauh lebih bahagia dibandingkan di sini..."

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang