Bagian 33

2K 274 6
                                    

Namjoon menatap Taekwoon dan Hoseok bergantian dengan penuh rasa khawatir. Rahasia yang mereka simpan serapat mungkin justru terbongkar dan didengar Hoseok dari musuh mereka sendiri.

Dor!!

Semua terkejut melihat Hoseok yang menembak ke arah lantai kosong di samping kursi roda Younghoon. Wajah gadis itu mengeras. "Berhenti bicara omong kosong!" teriak Hoseok. Dia semakin marah melihat reaksi santai Younghoon yang terkesan mengejeknya.

"Aku yang bicara omong kosong, atau kau yang tak bisa menerima kenyataannya, Jung Hoseok?" Younghoon tertawa keras.

"Kalian pikir kalian sudah menghabisi semua anak buahku? Masih ada orang-orang kepercayaanku yang tak kalian ketahui..." ujar Younghoon sombong. Tapi rasa sombongnya hilang saat mendengar suara jeritan Yeri, disusul dengan munculnya lima belas orang kepercayaannya ke ruangan itu. Salah satu dari mereka membawa Yeri yang leher dan kedua tangannya diborgol dan dirantai. Wajah gadis itu menunjukkan rasa takut yang luar biasa.

Younghoon menatap tak percaya ke arah lima belas kaki tangan yang paling dipercayanya itu. "Kalian--"

"Dari awal kami adalah kaki tangan tuan besar Kim Taejoon yang bertugas menyusup dalam kelompokmu. Dan dengan bodohnya kau justru meminta kami untuk menyusup ke kelompok kami sendiri." sahut seseorang dari gerombolan itu sembari tersenyum.

"Brengsek!" Younghoon menggeram marah. "Aku menaruh kepercayaan besar padamu dan kelompokmu, lalu kau berkhianat?!"

"Dari awal aku dan teman-temanku ini hanya penyusup. Dan tidak, kami tak mengkhianati tuan besar Taejoon..."

Namjoon menatap lima belas orang itu bergantian. Mereka adalah orang-orang yang tadinya ia lihat bergerombol di kamar inap ayahnya. Setelah itu ia beralih memandang Hoseok yang masih membeku di posisinya. Ia tidak yakin bisa mendekati Hoseok untuk sekarang. Emosi gadis itu tak tertebak.

Tak lama, Jungkook dan Yonghwa muncul sambil mendorong kursi roda Taejoon. Pria itu nampak sehat seakan tak pernah terjadi apa-apa. Bibirnya menyunggingkan sebuah senyum jenaka sambil memandang Younghoon yang tak bisa menutupi rasa terkejutnya. Tak hanya Younghoon, Hoseok pun sama sekali tak menyangka dengan kehadiran Taejoon.

"Terkadang realita tak seindah harapanmu, bukankah begitu Yoinghoon-ah?"

"T-Taejoon, bagaimana bisa--"

"Kalau kau berpikir aku akan koma, sekarat, lalu mati, maka kau salah besar. Keberuntungan lebih sering berpihak padaku..." ucap Taejoon santai. Hal itu membuat Younghoon tak terima. Dia yakin, orang yang disewanya untuk menembak Taejoon melakukan tugasnya dengan benar. Tapi kenapa sekarang yang Younghoon lihat hanyalah bekas luka yang tak seberapa di pelipis Taejoon? Dia yakin, rencana yang disusunnya sudah sempurna. Tapi ia tak menyangka, dari semua anak buah yang dimilikinya, lima belas yang paling terpercaya justru merupakan mata-mata.

"Tidak ada yang menyangka kalau rencanamu akan berakhir dengan kegagalan lagi, kan?"

"Kau pengkhianat, Kim Taejoon!!" teriak Yonghoon. Taejoon tersenyum miring.

"Aku menganggapmu sebagai sahabat baikku, keluargaku. Aku dan ayahku menyokong segala hal demi kesuksesanmu. Aku bahkan merekomendasikanmu pada ayah untuk menjadi penerusnya karena aku tak tertarik menjadi ketua mafia yang selanjutnya. Tapi kau yang tak sabar dan terus menginginkan lebih justru membelot membocorkan informasi tentang keluargaku pada pihak musuh dan membantu mereka membantai kelompokku. Sekarang siapa yang pengkhianat di sini?"

Younghoon terdiam. Ia tak bisa mengelak dari setiap kebenaran yang Taejoon ucapkan. Dari awal, semua ini memang disebabkan rasa tamak dalam dirinya. Dia selalu merasa tak puas dengan apa yang keluarga Taejoon berikan hingga akhirnya dia tega menusuk keluarga itu dari belakang.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang