Bagian 5

2.6K 318 25
                                    

"Entah aku harus bilang kau ini nekat, bodoh, atau gila, Jung Hoseok. Bisa-bisanya kau mengambil keputusan untuk menerima tawarannya. Bahkan itu tidak bisa disebut sebagai 'tawaran'. Itu pemaksaan namanya!"

Hyungwon dan Sehun yang datang tak lama setelah Namjoon pergi terkejut ketika diberitahu tentang kejadian sebelumnya dari salah satu tetangga. Dari sore Hyungwon sudah mengomeli Hoseok panjang lebar tapi sepertinya gadis tinggi itu masih belum puas. Sedangkan Hoseok sendiri hanya tersenyum maklum melihat kemarahan temannya itu.

"Maaf..."

Jungkook memandang wajah sang kakak yang masih terlihat sembab. Matanya bengkak akibat menangis terus. "Kenapa noona tak memberitahu kami soal ini? Kenapa harus merahasiakannya?"

Hoseok menatap Jungkook dalam. Diusapnya pipi pemuda itu sayang. Dia tak menjawab pertanyaan sang adik, melainkan hanya menggumamkan kata maaf lagi.

"Selama tiga hari ini aku dan Sehun akan menginap di sini." ujar Hyungwon yang diangguki oleh Sehun. Mereka tahu, setelah tiga hari mereka mungkin akan sulit bertemu dengan Hoseok lagi.

Hyungwon melirik keluar kamar, menatap seseorang yang terus berdiri tegak di depan kamar. "Dia siapa?" tanyanya penasaran.

"Salah satu anak buah Kim Namjoon." jelas Hoseok singkat. Dia lupa nama orang itu.

Hyungwon mendecih. "Cih! Orang itu sampai menempatkan anak buahnya di sini? Untuk apa? Memastikan kalau kau tidak kabur?" tanyanya ketus. Sengaja mengeraskan suaranya agar pria di depan itu mendengarnya.

Hoseok tersenyum melihat tingkah Hyungwon. Dia sangat hafal dengan sifat teman-temannya. Hyungwon bukan tipe orang yang suka bermulut manis di hadapan orang yang tak disukainya. Tak heran jika melihatnya bertingkah seperti itu.

"Sekarang kita tidur saja. Ini sudah pukul sepuluh malam. Besok Jungkook harus kerja. Yoonji juga ada shift pagi, kan?" Hoseok tersenyum menatap Yoonji yang dari tadi hanya diam. Gadis bertubuh kecil itu masih tak terima dengan semuanya. Dia tak tahu harus bicara apa makanya memutuskan untuk diam saja.

.

.

.

Hyungwon terbangun saat tengah malam dan melihat Hoseok yang sedang mengaduk kopi buatannya. "Kau tak bisa tidur?" suara Hyungwon terdengar serak. Hoseok menggeleng. "Ini kopi untuk 'satpam' yang berjaga di depan."

Hyungwon mengambil alih kopinya dari tangan Hoseok. "Kau kembali tidur saja. Biar aku yang membawanya ke depan..."

"Tapi-"

"Tenang saja. Kopinya tak akan kuracuni..." Hyungwon membuka pintu kamar, lalu menutupnya lagi setelah keluar. Hoseok lagi-lagi hanya tersenyum melihatnya. Ia pun memutuskan melanjutkan tidurnya.

.

Hyungwon menatap tak suka ke arah pria yang saat ini juga tengah menatapnya.

"Kau pakai kacamata hitam di tengah malam begini untuk terlihat sok keren atau untuk menutupi kantukmu?" tanya Hyungwon sambil mengerutkan dahinya.

Pria itu tersenyum kemudian melepas kacamatanya. "Dua-duanya mungkin..."

Hyungwon menyodorkan segelas kopi buatan Hoseok. "Ini dari Hoseok. Kalau bukan karena dia, sudah kucampurkan racun tikus ke dalam kopimu ini." ucapnya terang-terangan. Pria itu menerimanya sambil tertawa kecil. "Kau gadis yang lucu..."

"Memangnya kau pikir aku ini pelawak? Orang aneh..."

Hyungwon nyaris kembali masuk ke kamar ketika orang itu menahannya. "Tunggu dulu."

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang