Bagian 32

1.9K 256 15
                                    

Halo~ Panda kembali 🤗
Langsung baca aja deh, Pandanya ga usah kelamaan cap cip cup. Ehehe~

Enjoy~~~

.

.

.

.

.

Namjoon baru saja pulang dari rumah sakit saat ponselnya berdering menandakan panggilan masuk. Dahinya berkerut melihat nama Jungkook yang tertera. Segera saja ia menggeser ikon telepon berwarna hijau di layar ponselnya.

"Halo, Jung––"

"Apa Hoseok noona ada bersamamu?!" di seberang sana Jungkook berseru panik. Dia bahkan tak membiarkan Namjoon menyelesaikan sapaannya.

"Apa maksudmu? Bukannya Hoseok sedang menginap di tempatmu?" tanya Namjoon heran. Ia melirik arlojinya. Saat ini sudah pukul setengah enam pagi.

"Noona tidak ada dimanapun! Dia pergi saat kami semua masih tidur!"

Deg!

Namjoon seketika merasakan nafasnya menjadi berat. Tanpa bicara apapun dia memutuskan sambungan telepon dari Jungkook lalu beralih menelepon anak buahnya.

"Lacak keberadaan ponsel Hoseok! Sekarang!!"

Namjoon berlari keluar rumahnya dan meminta supir untuk mengeluarkan mobil lagi.

"Kita kembali ke rumah sakit."

"Baik, tuan muda."

Di perjalanan, Namjoon terus berulang kali melirik ponselnya, menunggu kabar dari anak buahnya tentang keberadaan Hoseok. Ia lalu memandang keluar jendela. Menyaksikan langit hitam yang perlahan mulai menunjukkan bias warna. Hari sudah mulai pagi.

Di rumah sakit, Namjoon langsung mencari Jooheon yang sedang berjaga di kamar Taejoon. Dia butuh bantuan salah satu bodyguard kepercayaan ayahnya itu.

"Jooheon! Tolong kau––"

Perkataan Namjoon terhenti saat melihat suasana di kamar Taejoon yang cukup berbeda. Banyak orang di sana, beberapa tak Namjoon kenal. Ia semakin terkejut melihat ranjang Taejoon kosong.

"Dimana appa?"

.

.

.

.

.

Hoseok duduk berhadapan dengan seorang laki-laki tua yang menggunakan kursi roda. Tadi Yeri akhirnya mengantar Hoseok ke salah satu ruangan dimana di kanan kiri pintu masuknya terdapat lusinan bodyguard yang berjaga. Hoseok bersyukur orang-orang itu tak menggeledahnya sehingga pistol milik Taejoon aman berada di saku celananya. Mereka tentu tak akan mengira seorang perempuan hamil yang terlihat lemah dan ketakutan begitu akan punya pistol.

"Jadi, kamu yang bernama Hoseok?"

"Benar..." Hoseok melirik salah satu bodyguard yang menyuguhkan secangkir teh di hadapannya.

"Silakan diminum..." ucap bodyguard itu dengan nada datar.

Hoseok tentu saja tak mau menyentuh cangkir teh itu dan membuat pria tua di hadapannya tertawa.

"Tenang saja. Tidak ada racunnya..."

Hoseok tetap bergeming.

Pria itu masih tetap tertawa. "Apa perlu kuminum dulu supaya kau percaya? Kau tamu kehormatanku di sini. Jadi aku tak akan membunuhmu..." ucap laki-laki itu sambil menghisap cerutunya. "Sebaliknya, aku ingin mengajakmu kerja sama."

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang