Bagian 20

2.2K 265 15
                                    

Ha hai hai~~~
Ada kangen ff ini? Atau kangen sama Panda mungkin? /ngarep/

Sebelumnya Panda pengen curcol bentar nih. Sebenernya beberapa minggu kemaren Panda sempet mikir buat berenti dan keluar dari dunia wattpad. Ada 'sedikit' masalah dengan impact besar ke Panda di rl. Dan itu berimbas ke dunia tulis-menulis abal-abal ini. Panda juga nyaris mau hapus akun ini tadinya. 😅

Tapi akhirnya ga jadi. Karna Panda inget ada readers di sini yang masih mau setia nungguin dan baca tulisan-tulisan yang Panda buat dan Panda mutusin buat tetep ngelanjutin dunianya Panda di sini~ apalah idup di dumay ini kalo ga ngayal penuh imajinasi kan?

Permasalahan Panda di rl emang belom (dan mungkin susah) selesai, tapi Panda bakal terus menggentayangi dunia wattpad ini, bukan cuma buat menghibur para buciners sekalian, tapi buat ngehibur diri Panda sendiri~ 😅
Sooo....maap ya ini ff jadi terbengkalai lagi kemaren-kemaren. Maap buat yang lumutan nungguin. Yang ga nungguin..... ya gapapa. Hehehe~😁

Buat permulaan.... silakan dinikmati ya sayang-sayangkuh~

.

Chapter ini khusus buat awal momen YoonJin/JinGa dulu.

Jadi yang nunggu NamSeok, harap bersabar lagi nunggu chapter selanjutnya~ 😆
/auto kaboooorr/

.

.

.

"Ahjumma, tolong satu porsi tteokbokki dan sebotol soju..."

"Berapa umurmu, nak?"

"Dua puluh tiga tahun..." jawab Yoonji seraya menggaruk kepalanya dengan gerakan kikuk. Setiap ia ingin membeli soju, pasti penjualnya akan bertanya berapa umurnya. Bahkan tidak jarang dari mereka yang tak percaya jawaban Yoonji dan membuat gadis itu memperlihatkan kartu identitasnya.

"Maaf, nak. Wajahmu masih terlihat seperti remaja di bawah umur. Makanya aku bertanya berapa umurmu..." ujar ahjumma pemilik warung sambil tersenyum. Yoonji balas tersenyum maklum. "Tidak apa-apa, ahjumma. Saya sudah terbiasa..."

Yoonji duduk di salah satu meja yang ada di pojok warung, menunggu pesanannya datang. Sebelumnya dia sudah pamit pada Yonghwa kalau dirinya ingin jalan-jalan hingga larut. Saat Jungkook bilang ingin ikut menemani, Yoonji dengan segera berkata kalau dia ingin pergi sendiri. Lagipula Jungkook masih tujuh belas tahun, tidak mungkin diajak untuk mabuk. Ditambah, perasaannya pada pemuda itu saat ini masih berantakan. Yoonji takut saat mabuk nanti ia akan menceracau tak jelas pada Jungkook seandainya pemuda itu benar-benar ikut.

"Ahjumma, tambah soju sebotol lagi...!"

Yoonji peminum yang sangat kuat, sebotol soju saja tak akan membuatnya mabuk. Maka dari itu ia kembali memesan soju dan cemilan lainnya. Dia benar-benar butuh mabuk saat ini.

"Jadikan dua botol soju dan dua porsi tteokbokki, ahjumma!"

Yoonji melirik pria yang baru saja meralat pesanannya dan duduk di hadapannya. Dahinya berkerut. "Kim uisanim?"

Di hadapan Yoonji, Seokjin nampak tersenyum kecil sambil menatapnya. "Kim uisa itu adalah panggilan untuk ayahku. Cukup panggil aku Seokjin ––terima kasih, ahjumma..." Seokjin beralih ke ahjumma pemilik warung yang membawakan pesanan ke meja mereka. Setelah itu Seokjin membuka sebotol soju dan menuangkan isinya ke dalam gelas kecil miliknya dan Yoonji. "Kenapa minum sendirian?"

"Tidak ada yang bisa kuajak minum. Yonghwa samchun masih masa pemulihan dan Jungkook masih di bawah umur. Hoseok juga sedang hamil..."

Mendengar nama Hoseok, senyum kecil di bibir Seokjin menghilang. "Bagaimana kabarnya?" tanyanya dengan suara pelan yang nyaris tak terdengar.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang