Bagian 35

2.2K 257 22
                                    

Namjoon dan Taekwoon terpaksa menunggu di luar karena Hoseok masih di HCU, tidak seperti ruang rawat inap, keluarga pasien tidak bisa menunggui pasien di dalam HCU. Mereka harus menunggu sesuai jam besuk untuk bisa masuk ke sana.

Seokjin sudah pergi ke bagian poli karena jam prakteknya memang dimulai pagi. Ayahnya yang saat ini ada di dalam HCU, ikut memantau kondisi Hoseok. Jam prakteknya sendiri dimulai siang. Saat Dr.Kim keluar dari HCU bersama Dr.Jang yang merupakan dokter kandungan Hoseok, Namjoon dan Taekwoon langsung berdiri menghadap ke arahnya.

"Hoseokie sudah sadar, tapi tekanan darahnya rendah. Dan bersyukur saja, kandungan Hoseok sangat kuat dan tak mengalami masalah." sahut Dr.Kim tenang. Hal itu membuat Namjoon dan Taekwoon langsung menghela nafas lega.

"Tapi Hoseok akan tetap kami pantau di HCU sampai kondisinya stabil. Baru setelah itu kami pindahkan ke ruang rawat biasa." sahut Dr.Jang menambahkan.

"Baik, uisanim. Terima kasih..."

Seperginya Dr.Jang, Dr.Kim menatap Namjoon dalam sambil tersenyum. "Kau tahu, nak? Sebagai orang tua Seokjin, aku tentu memahami anakku dan mendukungnya sebisaku..." ucap Dr.Kim seraya melepas kacamatanya. Sorot mata lelaki tua itu terlihat teduh.

"Kurasa tidak ada satupun yang mengenal Hoseok yang tidak menyukainya. Hoseok anak yang baik, lemah lembut, selalu membuat orang di sekitarnya merasa ceria. Dan aku pun menginginkan kelak Hoseokie menjadi menantuku. Tapi aku bisa melihat kau mencintainya dengan tulus, walau caramu yang ingin memiliki dan mempertahankan Hoseok itu salah..."

Namjoon terdiam menatap Dr.Kim. Yang diucapkan lelaki itu memang benar. Namjoon menggunakan cara yang salah untuk memiliki dan mengikat Hoseok sebagai miliknya. Namjoon hanya takut, jika dia tak melakukan kesalahan itu, Hoseok akan pergi darinya.

"Sebentar lagi jam besuk, kalian bisa masuk ke dalam. Aku sudah meminta pengecualian untuk kalian supaya bisa berada di dalam lebih lama." Dr.Kim membukakan pintu HCU untuk Namjoon dan Hoseok.

"Terima kasih banyak, uisanim..." Namjoon membungkuk hormat ke arah Dr.Kim sebelum masuk ke HCU menyusul Taekwoon yang sudah masuk lebih dulu.

.

.

.

.

.

"Seokjin-ah. Ayo makan siang dulu. Jam praktekmu sudah selesai kan?"

Dr.Kim masuk ke ruang praktek Seokjin yang juga merangkap menjadi ruang prakteknya untuk siang sampai sore hari. Di tangannya terdapat kantung plastik berisi dua buah bento yang ia beli di supermarket samping rumah sakit.

"Ne, appa..."

Seokjin dan ayahnya mulai memakan bento masing-masing dalam diam. Seokjin yang larut dalam pemikirannya dan Dr.Kim tak berniat ikut campur. Ini adalah masalah percintaan putranya. Dia hanya bisa bersikap netral. Tidak menolak, tapi juga tak mendukung Seokjin. Semua keputusan ada pada Hoseok untuk memilih Seokjin atau Namjoon nantinya.

Seokjin makan dengan cepat kemudian segera membereskan mejanya. Setelah jam makan siang, ganti ayahnya yang akan praktik.

"Kau mau langsung pulang?" tanya Dr.Kim.

"Aku akan ke HCU dulu." jawab Seokjin seraya melirik jam dinding di ruangannya. Sudah nyaris jam satu siang. Sebentar lagi waktu besuk akan habis, jadinya Namjoon pasti akan menunggu di luar lagi bersama Taekwoon.

Pikirannya melayang ke malam pembicaraannya dengan Jinhee. Dan sekarang, dia ingin berbicara dengan Hoseok tentang hal itu. Seokjin ingin membantu Hoseok jika gadis itu memang ingin lepas dari Namjoon. Ia sudah tak peduli jika nantinya Namjoon akan menghancurkan karirnya atau apa. Yang terpenting baginya saat ini adalah Hoseok.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang