Bagian 21

2.1K 279 28
                                    

Pagi harinya, sempat terjadi keributan kecil di apartemen Seokjin. Gara-garanya Yoonji yang terkejut mendapati pakaiannya sudah terganti, sedangkan di apartemen itu hanya ada dirinya dan Seokjin.

"Demi tuhan, Min Yoonji! Itu memang kaus dan celanaku, tapi yang menggantikan pakaianmu itu ahjumma yang biasa bekerja di sini!"

Yoonji yang hendak memukul Seokjin langsung menghentikan langkahnya, bertepatan juga dengan pintu apartemen Seokjin yang terbuka. Ahjumma yang disebut Seokjin pun muncul. "Selamat pagi --ada apa ini?"

Jadilah keributan itu pun terhenti setelah ahjumma itu menjelaskan kejadian semalam.

"Seokjin-ssi, saya sudah membuat bubur dengan daging cincang untuk sarapan juga minuman hangat untuk Yoonji-ssi, cegah-cegah kalau dia merasa pusing dan mual efek mabuk semalam."

"Terima kasih, ahjumma..."

Hari ini ahjumma itu memang tak ada tugas membersihkan apartemen Seokjin. Jadwal membersihkannya itu besok dan hari ini dia hanya datang untuk membuatkan sarapan untuk pemuda itu.

"Kalau begitu saya pulang dulu..."

"Hati-hati di jalan, ahjumma.."

Setelah mengantar ahjumma itu sampai ke depan, Seokjin langsung menuju ruang makan dan mengambil jatah sarapannya. Tak lupa dia juga menyiapkan jatah sarapan untuk Yoonji yang saat ini mungkin masih mandi.

Baru saja Seokjin duduk, Yoonji muncul di ruang makan dengan penampilan yang jauh lebih baik dari semalam. Seokjin tersenyum melihatnya. "Ayo duduk. Kita sarapan dulu setelah itu aku akan mengantarmu pulang..."

Yoonji menurut, kemudian duduk di hadapan Seokjin. Mereka lalu mulai sarapan dalam diam. Sesekali Yoonji tampak memijit keningnya yang masih terasa pusing. Efek mabuk semalam adalah yang terparah dari yang pernah Yoonji alami. Seokjin yang menyadari hal itu langsung mengambil minuman yang tadi dibuatkan ahjumma untuk Yoonji.

"Ini teh herbal untuk hangover-mu..."

Yoonji menyesap sedikit minuman tersebut dan seketika mengernyitkan dahi. "Rasanya sangat pahit..."

"Habiskan, setelah itu pusingmu pasti hilang..."

Mendengar perkataan Seokjin, mau tak mau Yoonji berusaha menghabiskan minuman itu. Dia meminumnya dengan cepat agar rasa pahitnya tak bertahan di lidahnya terlalu lama. Tapi benar saja, selang beberapa saat pusing di kepalanya Yoonji perlahan menghilang.

"Ampuh, kan?"

"Iya. Pusingnya hilang..."

"Sekarang habiskan buburmu mumpung masih panas."

Kini Yoonji bisa menikmati sarapannya tanpa pusing yang mengganggu. Makannya terlihat lahap, tak sedikit-sedikit seperti di awal. Seokjin tersenyum melihat cara makan Yoonji yang terlalu bersemangat. "Cara makanmu seperti anak kecil." ujarnya mengomentari Yoonji yang cuek dan hanya mempedulikan buburnya. Gadis itu bahkan selesai lebih dulu.

"Apa buburnya masih ada?"

Seokjin tertawa lepas. "Kau lapar? Ambil di dapur sesukamu. Ahjumma memasak sepanci penuh..."

Seraya menggumamkan terima kasih, Yoonji berdiri dan langsung ke dapur untuk menambah jatah buburnya. Dia sangat suka bubur buatan ahjumma itu dan tak ragu menambah banyak.

.

.

.

Setelah sarapan, Seokjin langsung mengantar Yoonji pulang. Seokjin juga memberitahu Yoonji soal isi pesan yang semalam ia kirimkan pada Yonghwa.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang