Bagian 49

2.4K 247 7
                                    

Namjoon dan Hoseok bergegas memberitahu tentang rencana pernikahan mereka ke keluarga besar mereka.

"Untuk upacara pemberkatan, aku ingin hanya dihadiri keluarga dan sahabat-sahabat kita. Jangan sampai ada media yang tahu." pinta Namjoon pada semua orang yang ada di sana.

"Karena dulu kau mengaku pada media kalau sudah menikah dengan Hoseok, kan?" tanya Taejoon. Namjoon mengangguk. "Dan untuk resepsinya, Hoseok minta agar dilaksanakan setelah dia melahirkan."

"Tentu. Itu akan lebih baik. Kehamilan Hoseok sudah memasuki masa-masa yang berat. Hoseok tidak boleh terlalu capek..." kali ini kakek Namjoon yang menyahut. Sooyeon menatap suaminya yang sekarang mulai mengeluarkan ponselnya. Dia hendak menghubungi beberapa kenalannya untuk membantu persiapan acara pemberkatan nikah Namjoon dan Hoseok nanti.

"Kapan kalian akan mengadakan upacara pemberkatan?"

Namjoon menatap Hoseok. Dia ingin gadisnya itu yang mengambil keputusan. Tapi rupanya Hoseok malah nampak kebingungan. "Namjoon saja yang memutuskan. Aku ikut keputusannya..."

Namjoon merangkul bahu Hoseok dan memandang sang gadis lekat. "Kau yakin aku yang ambil keputusan?"

"Ya."

Namjoon menatap semua orang yang ada di sana satu-persatu. "Kalau begitu minggu depan saja."

Sebagian besar orang terkejut mendengarnya. "Apa tidak terlalu cepat?" tanya Yoonji. Taemin mengangguk setuju. "Kita belum memikirkan dekorasi dan baju pengantinnya..." kata Taemin menyuarakan pendapatnya.

"Ini hanya untuk upacara pemberkatan. Aku tidak mau Hoseok memakai baju pengantin yang menyusahkan. Apalagi kondisi Hoseok sedang hamil besar begini."

"Soal dekorasi tidak perlu khawatir. Temanku punya usaha WO dan bersedia mempersiapkan semuanya. Hoseok dan Namjoon hanya perlu memberitahu ingin dekorasi seperti apa, dan temanku akan menyiapkannya dengan cepat untuk minggu depan. Untuk baju pengantin, Sooyeon punya kenalan seorang designer handal di daerah Gangnam. Membuat baju pengantin untuk Hoseok dan Namjoon dalam waktu kurang dari seminggu bukan masalah untuknya. Kita bisa ke sana besok..." Hyun memberi jalan keluar. Namjoon tersenyum menatap kakeknya itu.

"Terima kasih banyak, harabeoji..."

"Anytime, cucuku yang menyebalkan~"

Satu ruangan tertawa mendengar panggilan sayang Hyun untuk cucunya itu.

"Untuk berbagai macam makanan, kue, dan minuman bisa kamu bantu urus itu, Taemin?" Namjoon beralih bertanya pada Taemin. Dia ingat sahabat Hoseok yang satu itu adalah pemilik resto dan kafe tempat Hoseok dan Jungkook bekerja dulu.
Taemin mengangguk mantap. "Serahkan padaku."

"Aku harus apa?" tanya Jungkook dan Taehyung berbarengan. Mereka juga ingin membantu.

"Jungkook dan Taehyung tidak perlu ikut sibuk mempersiapkan semuanya. Kalian hanya perlu fokus dengan ujian masuk universitas, oke? Ingat tujuan kalian masing-masing." jawab Namjoon seraya tersenyum.

Sekarang Jungkook memang sudah berhenti bekerja dari kafe Taemin karena ingin fokus mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas bersama Taehyung. Mereka janji untuk masuk ke jurusan yang sama. Taehyung sudah tak peduli dengan paksaan neneknya tentang kuliah bisnis di Amerika. Masa bodoh kalau neneknya marah. Namjoon tahu itu, makanya dia tidak ingin semakin merepotkan Jungkook dan Taehyung. Dia hanya ingin kedua remaja itu fokus belajar dan berhasil masuk ke universitas impian mereka.

Sooyeon memandangi Taehyung yang nampak begitu bersemangat mengobrol dengan Jungkook dan membahas persiapan ujian mereka. Dia bisa melihat dengan jelas bagaimana Taehyung dan Jungkook saling tersenyum lebar sambil merencanakan semua impian mereka. Hyun menyadari pandangan istrinya itu lalu menghela nafas panjang.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang