Bagian 38

2.1K 240 14
                                    

Sesuai janji, Panda up lagi hari ini 😁
Enjoy~

.

.

.

Taejoon memasuki kamar inap Hoseok diikuti oleh Namjoon, Taekwoon, Yonghwa, dan Jinhee. Taekwoon nyaris kabur kalau saja Yonghwa tidak cepat-cepat menarik ujung jaket kulit yang dipakainya. Jinhee sendiri ikut mendorong Taekwoon dari belakang. Taekwoon tak siap dan terlalu takut untuk bertemu Hoseok dan menceritakan semua kebenaran tentang keluarga mereka.

"Hoseokie..." sapa Taejoon seraya tersenyum. Hoseok menatap semua orang yang ada di ruangan itu dengan tatapan tajam, membuat semuanya tanpa sadar menahan nafas karena gugup. Bahkan Taejoon langsung menutup mulut dan berhenti tersenyum. Jungkook dan Taehyung yang masuk belakangan sambil mendorong kursi roda Yoonji juga terkena imbas dari aura dingin Hoseok.

"Sekarang bisa langsung jelaskan?" tanya Hoseok tanpa basa-basi. "Dan aku tidak ingin ada yang dirahasiakan lagi."

Yonghwa lantas mendorong Taekwoon ke dekat ranjang Hoseok. "Ayo, hyung..."

Taekwoon menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya menceritakan semua yang terjadi dari awal hingga akhir. Suaranya terdengar begitu gugup dan beberapa kali terbata karena merasa terintimidasi oleh tatapan Hoseok. Mulai dari bagaimana mereka semua saling mengenal dan terhubung, saat kelompok mereka diserang hingga Taekwoon harus menyerahkan bayinya pada Yonghwa di saat-saat terpojok, hingga kondisi mereka saat ini.

"Demi tuhan, saya melakukan ini bukan karena maksud buruk. Saya tidak mau melibatkan agassi dengan gelapnya dunia mafia makanya saya memilih meminta Yonghwa untuk menjadi ayah asuh agassi..."

Hoseok tak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis. Namun meskipun air matanya mengalir, sorot mata penuh kemarahan itu masih terlihat jelas. Melihat hal itu, Taekwoon sangat ingin memeluk Hoseok. Tapi dia takut mendapat penolakan dari sang putri.

Hoseok turun dari ranjangnya dan berdiri berhadapan dengan Taekwoon yang menunduk, tak berani menatap wajahnya. Gadis itu mengusap wajahnya dengan kasar, berusaha mengeringkan bekas air mata di pipinya. Tak lama tatapannya kembali berubah tajam.

"Tatap aku." nada suara Hoseok terdengar begitu tegas dan dingin. Taekwoon sudah pasrah jika kedepannya Hoseok akan membencinya. Perlahan, pria itu mendongak dan melihat raut wajah marah sang putri. "A-agassi..."

"Boleh aku memukulmu?"

Yonghwa dan yang lainnya terkejut mendengarnya. "Ho-Hoseok..."

Taekwoon tak berkata apapun dan hanya mengangguk pelan.

Hoseok mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia benar-benar melakukan niatnya. "Noona!" Jungkook yang hendak menghalangi terlambat maju dan melihat bagaimana Hoseok dua kali meninju wajah dan perut Taekwoon dengan sangat keras dan cukup untuk membuat pria itu oleng dan terjatuh. Hoseok benar-benar serius menggunakan kekuatannya.

"Bangun!"

Menahan rasa sakit di pipi dan ujung bibir serta perutnya, Taekwoon segera berdiri dan kembali berhadapan dengan Hoseok. Dia tak masalah jika Hoseok ingin memukulnya lagi. Dia rela, bahkan jika Hoseok ingin menghajarnya sampai mati sekalipun. Jungkook dan Namjoon sama-sama melangkah maju, bermaksud menghalangi Hoseok kalau-kalau gadis itu ingin memukul Taekwoon lagi. Taekwoon pun sudah memejamkan matanya erat dan bersiap menerima pukulan lagi. Tapi bukannya pukulan dan rasa sakit yang dia terima, melainkan cengkraman pada kerah kemejanya.

"Mana ada seorang ayah yang berbicara dengan anaknya menggunakan bahasa yang sangat sopan dan formal, hah?! Mana ada seorang ayah memanggil putrinya sendiri 'agassi'!!" teriak Hoseok mengeluarkan seluruh amarahnya. Cengkraman tangannya terasa bergetar. Air matanya kembali mengalir.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang