Epilogue

3.8K 303 52
                                    

Tujuh tahun kemudian...

"Eommaaaaa! Jimin oppa nakal!"

Teriakan nyaring Yoonseok membuat Hoseok dan Yoonji yang sedang menyiapkan makanan untuk pesta barbekyu di dapur segera keluar ke halaman belakang dan melihat Jimin yang dari tadi tak berhenti mengejar Yoonseok. Di tangannya terdapat seekor belalang, pantas saja Yoonseok histeris. Gadis kecil itu memang menurun dari Seokjin,  sama-sama takut serangga.

"Jiminnie, ayo jangan iseng pada Yoonseokie..."

Jimin hanya menunjukkan cengirannya, tapi dia langsung menurut pada Hoseok. "Ne, eomma. Hehehe..."

Di kolam renang, Seokjin sedang bermain air bersama Yoongi dan Minji, anak bungsu Namjoon dan Hoseok.

"Samchun bisa ajari Minji berenang?" tanya Minji dengan suara cadel khas anak kecilnya.

"Tentu saja bisa. Minji ingin diajari gaya apa?"

Semuanya!"

Seokjin mencubit pipi gembil Minji yang amat sangat menggemaskan. Gadis kecil berusia jalan lima tahun itu sedang asik mengambang di kolam renang dengan dua pelampung tangan yang terpasang di lengan kanan-kirinya. Yoongi sendiri memakai pelampung ban dengan bentuk angsa agar bisa mengapung di kolam.

"Ah, aku lupa membeli aluminium foil!" seru Hoseok saat sadar persediaan foil mereka sudah habis.

"Biar aku yang beli dulu..." ujar Yoonji seraya meletakkan piring-piring kosongvdi atas meja.

"Biar kutemani." Seokjin nyaris keluar dari kolam, tapi Yoonji menggelengkan kepalanya. "Kau temani anak-anak saja, oppa. Aku hanya sebentar."

"Oh, oke..."

Yoonji pergi ke supermarket terdekat untuk membeli aluminium foil sekaligus beberapa batang coklat untuk cemilan. Dia dan Hoseok sedang ingin makan yang manis-manis dan stok cokelat mereka yang terakhir sudah dimakan Seokjin kemarin. Selesai dengan belanjaannya, Yoonji bergegas pulang.

"Yoonji-ya..."

Yoonji tersentak kaget dan menoleh dengan cepat ke arah suara yang memanggilnya. Suara orang tua kandungnya. Gadis itu mendecih. 'Berani juga mereka muncul...'

"Setahuku kalian tinggal jauh dari daerah ini, tapi kalian bisa menyasar sampai ke sini, ya? Apa swalayan di area kalian tidak ada yang buka?" Yoonji menyindir mereka. Yoonji tahu, itu bukan sebuah kebetulan ia bertemu tuan dan nyonya Min di sana. Mereka sengaja mengikutinya, bahkan ketika di dalam supermarket. Sebelum-sebelumnya Yoonji sudah menyadari kalau mereka berdua memang membuntutinya, hanya saja dia kaget dan tak menyangka mereka akan berani muncul seperti itu.

"Yoonji-ya, kami...kami ingin minta maaf atas sikap kami selama ini. Kami sadar kalau kami ini adalah orang tua yang buruk..."

Berbeda dengan sebelumnya, nada bicara dua orang tua itu lebih terdengar memelas. Sayangnya Yoonji tak terpengaruh dengan sikap menyedihkan mereka.

"Selama ini kalian menganggapku sampah, lalu mendadak muncul dan meminta maaf padaku? Wow! Apa aku harus bertepuk tangan?" Yoonji berucap sarkas. Tawanya terdengar sangat mengejek di telinga kedua orang tua itu. Yoonji benar-benar balas dendam dengan sangat baik.

"Kalian tidak sungguh-sungguh meminta maaf, dipikir aku tak tahu sifat kalian?" Yoonji menyilangkan kedua tangan di depan dada. Sorot matanya berubah tajam. "Kalian hanya ingin uang, kan?"

Tuan dan nyonya Min terdiam. Dari awal, memang itu tujuan mereka. Uang. Yoonji sekarang hidup bahagia, makmur, dan sangat lebih dari berkecukupan. Berbanding terbalik dengan mereka yang saat ini sedang terpuruk karena usaha mereka bangkrut. Jadi mereka berniat meminta uang yang banyak dari anak yang sudah mereka buang. Tipikal orang tidak tahu diri.

[NamSeok] ✔️- FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang