3

855 43 0
                                    


Hari yang ditunggu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Rindu sudah sibuk mengecek ulang barang bawaannya.

"Wow...kita seperti mau pindahan..." Seru Steve saat masuk ke kamar dan mendapati istrinya sedang sibuk mengecek barang bawaan satu persatu.

"Heheheh maklum sudah lama tidak mudik. Aku beli banyak oleh-oleh untuk ayah, ibu, Novan, Ratih, Widya, Aldi, Reynand, Bude, Pakde, Mbak dan Mas juga keponakan. Dan kita akan tinggal selama hampir enam bulan di Jakarta. Jadi kupikir daripada kita membuang-buang uang untuk membeli pakaian dan barang yang sudah kita punya di sana, lebih baik kita membawanya saja, termasuk buku-buku Bara.", Steve geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Dia pun duduk di pinggir ranjang memperhatikan ratunya yang perfeksonis.

"Bara sudah bangun?" Tanya Steve.

"Entahlah? Sepertinya belum ada suaranya. Semalaman dia tidak bisa tidur tak sabar menanti pagi. Katanya ingin segera bertemu eyangti dan eyangkung. Mungkin sekarang dia masih terlelap."

"Kamu sudah mandi?"

"Belum...kamu?" balas Rindu

"Sudah....! Lebih baik kamu segera bangunkan Bara lalu segera mandikan Bara kemudian giliran kamu mandi. Biar saya yang gantikan tugas kamu mengecek barang bawaan. Lagipula saya harus memastikan alat perang saya lengkap, agar saya tidak sulit bekerja dari sana."

"Oke deh..." Rindu bangkit, sebelum beranjak dia mendaratkan ciuman di pipi Steve.

"Terima kasih ya sayang. Aku senang sekali. Seperti mimpi. Akhirnya kta mudik!" Rindu memeluk Steve.

"Sudah lekas sana siapkan Bara dan mandi!" Ingat pesawat kita terbang lima jam dari sekarang.Steve mengusir istrinya dengan halus. Sebelum Steve mengulangi perintahnya, Rindu sudah bergerak meninggalkan kamar.

ANGIN RINDU (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang