Sepanjang siang Rindu membenahi ruang tamunya. Pasalnya, ini hari pertama teman-teman kecilnya datang untuk belajar mengaji. Meski Rindu tak tahu bagaimana harus memulai tapi hati Rindu dipenuhi oleh perasaan bahagia yang membuncah. Akhirnya Rindu punya teman selain Mbok Nah untuk membunuh sepi.
"Jadi mereka mulai mengaji malam ini?" Tanya Mbok Nah mengganggu kekhusyukan Rindu mengatur ruangan. Rindu menoleh sejenak sambil tersenyum.
"Insya Allah mereka akan datang selepas maghrib..." Jawab Rindu.
"Berapa anak?"
"Entahlah Mbok, kemarin Najwa sempat bilang katanya dia juga akan mengajak beberapa teman."
"Wah..."
"Aduh saya mesti mengajar apa ya Mbok"
"Ngaji..."
"Iya, saya tahu tapi selain itu apa?"
"Ajarkan saja yang mudah-mudah. Rukun Iman, rukun Islam, hafalan surat pendek mungkin..."
"Haduh saya deg-degan Mbok."
"Tenang aja Mbak...Mereka hanya anak kecil. Mbok yakin, Mbak sudah belajar lebih banyak dari mereka."
"Bagaimana kalau mereka terlalu banyak bertanya, padahal saya tak tahu banyak. Bilang saja tidak tahu dan akan mencari tahu."
"Oh gitu ya Mbok?"
"Iya...daripada sok tahu tapi salah. Bisa fatal akibatnya."
Rindu mendengarkan dengan seksama sambil manggut-manggut. "Mbok masak apa? Saya lapar?"
"Oalah Mbak Rindu belum makan toh?"
"Belum Mbok..."
"Mbok masak sayur asem, cumi asin dan sambel terasi."
"Wah..." Tiba-tiba perut Rindu semakin terasa lapar membayangkan nasi panas yang diguyur sayur asem panas, berlauk cumi asin dan sambel terasi.
"Mau Mbok ambilkan?"
"Gak usah mbok... Rindu bisa ambil sendiri."
"Oh ya sudah....Mbok tinggal setrika dulu ya."
"Loh Mbok gak makan?"
"Sudah Mbak....tadi Mbok lapar jadi makan duluan."
"Yah..." Rindu manyun.
"Maaf ya...Apa Mbak mau Mbok temani makan?"
Rindu berpikir sejenak, "Gak usah Mbok....Mbok setrika saja biar lekas istirahat. Terima kasih ya Mbok."
Sebelum beranjak meninggalkan ruang tamu untuk makan. Rindu memastikan semuanya sudah tertata rapi. Permadani kecil, papan tulis kecil dan spidolnya, Al Quran, buku Iqra, alat tulis dan beberapa buku tulis kosong.
Rindu tersenyum puas melihat semuanya sudah tertata sesuai rencana. Rindu tak sabar menanti waktu maghrib saat teman-teman kecilnya datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGIN RINDU (Completed)
RomanceHidup Rindu Larasati, seorang penulis kenamaan yang tinggal di New York tiba-tiba berubah drastis pasca kecelakaan parah yang membuatnya hilang ingatan. Tidak ada secuil memori tentang dirinya dan masa lalunya yang tersimpan di otaknya. Seketika itu...