Gadis kecil bermata jeli itu mengunyah perlahan isi makanan yang hampir habis di piring ketiganya. Perutnya sepertinya sudah penuh tetapi dia memaksa diri mengunyah habis makanan yang mungkin tidak akan ditemuinya di rumah sampai kapanpun.
"Makanan apa ini bu?" Mata Putri berkerjap-kerjap sambil sibuk mengunyah.
"Itu fettucine..." Jawab Rindu.
"fettu... Fettu apa?" Tanyanya sambil mendelik.
"fettucine... Tulisannya F E T T U C I N E..." Eja Rindu.
"Ohhh susah..." Putri meringis geli.
"Mirip spaghetti ya bu..."
"Iya sama-sama pasta hanya saja ukurannya agak lebar... Putri suka?"
"Suka bu... Saya pernah makan spaghetti yang dijual di abang-abang pasar malam. Hanya mie spaghetti dengan sedikit saus dan sedikit keju.... Ini beda.... Ngeju banget... Sausnya enak, dagingnya banyak....",Putri bersemangat sambil sesekali menjilati piringnya.
"Kalo di rumah biasanya ibu masak apa?" Tanya Rindu.
"Jarang masak... Ibu kan pembantu di kampung sebelah, kalau majikan ibu masak, ibu biasanya bawa pulang sebagian. Tapi tidak banyak. Aku sering di rumah makan nasi dengan garam sambil menunggu ibu pulang..."
Rindu terenyuh mendengarnya. Itu yang membuat Rindu rutin memasak untuk anak-anak terutama di hari Jumat. Biar paling tidak Putri dan teman-temannya yang jarang makan enak bisa sesekali "berpesta" di hari Jumat berkah.
Makanan apa saja biasanya ludes. Namun makanan ala Barat yang biasanya yang paling dinanti. Katanya kapan lagi bisa makan yang aneh-aneh kayak di TV.
"Lain kali saya bikinkan lagi ya?"
"Asyik..." Putri dan beberapa temannya ikut riang.
"Atau lain kali kita jalan-jalan ke kota untuk makan di restoran."
"Serius bu?!?" Tanya Putri dan beberapa anak tak percaya.
"Iya Insya Allah... Kalau saya ada rezeki kita makan es krim di sana..."
"Horeee...."
"Makan pizza juga bu?" Tanya salah satu dari mereka.
"Boleh Insya Allah ya nak..."
"Ih aku belum pernah ke restoran", sahut salah seorang anak.
"Kamu belum pernah?" Rindu heran.
"Iya...kata ibu sama bapak saya. Harga makanan di restoran itu mahal. Gak mampu.", jawabnya polos. Ya Allah nak!
Satu dua anak yang sudah sering ke restoran dan makan enak menyahut. "Yahhh aku mah sering... Enak tahu di sana".
"Sayang, tidak semua orang bernasib seberuntung kita pernah ke mall dan makan pizza. Bersyukur ya nak...." Rindu menengahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGIN RINDU (Completed)
RomanceHidup Rindu Larasati, seorang penulis kenamaan yang tinggal di New York tiba-tiba berubah drastis pasca kecelakaan parah yang membuatnya hilang ingatan. Tidak ada secuil memori tentang dirinya dan masa lalunya yang tersimpan di otaknya. Seketika itu...