"Kita ke Pondok Indah ya bang..." perintah Rindu pada tukang ojek sambil memasangkan helm di kepalanya.
"Mall-nya?" Tanya tukang ojek.
"Iya...PIM 2!"
"Ok..."
Kelar memasang helm, Rindu segera duduk di jok belakang motor.
"Udah siap neng?"
"Udah..."
"Dagh cinta...!" Rindu berteriak sembari melambaikan tangannya pada Steve yang berdiri di depan pagar mengamati Rindu. Rindu tak sempat mendengar balasan Steve karena si tukang ojek sudah keburu memacu motornya meninggalkan Steve berdiri termangu menatap kepergian Rindu, kekasihnya. Steve baru beranjak pergi dari posisi semula hingga bayangan Rindu lenyap dibawa pergi si tukang ojek.
Entahlah, hari ini sebetulnya Steve tak benar-benar ikhlas melepas kepergian Rindu yang hendak meet up dengan temannya di mal. Ada perasaan aneh yang menjalar perlahan dalam hati Steve untuk tidak mengizikan Rindu pergi. Namun, Steve tak tahu pasti apa alasannya. Steve tak terbiasa membuat keputusan atas dasar intuisi atau hal-hal berbau klenik yang sering dilakukan Rindu dan banyak orang Indonesia lainnya. Steve terbiasa membuat keputusa atas pertimbangan yang masuk di logika. Makanya kali ini, Steve meluluskan permintaan Rindu.
Setelah menutup pagar, Steve masuk ke dalam rumah. Steve hendak membuat secangkir kopi lainnya, sebelum kembali berkutat pada laptopnya sembari menunggu Bara bangun.
Baru saja Steve masuk ke dalam rumah. Rintik hujan satu persatu mulai membasahi tanah. "Rain...", gumam Steve dalam hati.
Tiba-tiba Steve teringat Rindu. Steve bisa membayangkan bagaimana payahnya mengendarai motor di tengah hujan. Pastilah Rindu basah.
Buru-buru Steve memencet nomer telepon Rindu lewat ponselnya. Namun, sayang sekali Rindu tidak menjawab. Sepertinya ponsel Rindu ada dalam ranselnya, hingga Rindu tidak sempat memegang telepon selama di motor.
Steve pun menyerah. Ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Dalam hati Steve berharap semoga Rindu punya pikiran untuk berteduh atau ganti moda transportasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGIN RINDU (Completed)
RomanceHidup Rindu Larasati, seorang penulis kenamaan yang tinggal di New York tiba-tiba berubah drastis pasca kecelakaan parah yang membuatnya hilang ingatan. Tidak ada secuil memori tentang dirinya dan masa lalunya yang tersimpan di otaknya. Seketika itu...