"Cinta, hari ini aku mau ketemu teman ya....", Rindu menggelendot manja pada Steve yang sedang asyik menyeruput kopinya sambil menatap layar laptop di hari yang masih pagi.
"Boyfriend?" Steve menggoda Rindu.
"Perempuan lah...." Jawab Rindu sengit dicurigai. Steve terkekeh.
"Dimana?"
"Pondok Indah..."
"Naik apa?"
"Ojek", Steve mendelik mendengar jawaban Rindu.
"Biar kuanter."
"Tak usahlah, aku tidak bawa Bara. Cuma sebentar. Brunch meeting."
"Serius tidak mau dianter? Atau minta tolong Rumin untuk anter kamu..."
"Gak usah...I'm fine Naik ojek aja biar cepet!"
Steve menatap Rindu ragu-ragu, namun kemudian dia meluluskan juga, "Ok...just becareful!
"Thank you love..." Rindu mendaratkan cium di bibir Steve.
"Jam berapa berangkat?"
"Jam sembilan. Janjiannya jam sepuluh."
"Ok..."
"Aku mandi duluan ya, siap-siap!"
"Ok..."
"I love you...." Rindu kembali mengecup bibir Steve.
"I love you too..." Steve memagut bibir Rindu.
"Dagh..." Rindu pun beranjak pergi.
Teman laki-laki atau pacar
Rapat di jam antara sarapan dan makan siang.
Aku baik saja
Hati-hati!
Aku cinta kamu
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGIN RINDU (Completed)
RomanceHidup Rindu Larasati, seorang penulis kenamaan yang tinggal di New York tiba-tiba berubah drastis pasca kecelakaan parah yang membuatnya hilang ingatan. Tidak ada secuil memori tentang dirinya dan masa lalunya yang tersimpan di otaknya. Seketika itu...