Halimah mendengus kesal saat melihat Ustadz Fajar, lelaki yang dicintainya itu sedang berjalan dengan seorang gadis berhijab panjang. Halimah mengepalkan tangannya, giginya gemeratak menahan amarah.
"Siapa dia?" Tanya Fika bibinya. Halimah hanya menggeleng masih dengan ekspresi jengkel.
"Orang baru?" Fika lagi, dan Halimah masih menggeleng.
"Kok sepertinya Ustadz Fajar suka ya?"
"Huuuh! Tante pipik kok bikin kesel. Lime gak tau dan gak mau tau..." Halimah ngeloyor pergi meninggalkan Fika.
"Ya gue kan cuma nanya." Fika berlari kecil mengejar Halimah. Gadis bertubuh montok anak pemilik warung pojok yang terkenal seantero kampung Sukabakti.
Sudah menjadi rahasia umum, bila Halimah adalah penggemar nomer satu Ustadz Fajar. Halimah dengan segala daya upaya berupaya keras untuk memikat lelaki penghafal Quran yang masih kuliah di kota. Ustadz Fajar hanya pulang ke rumah orang tua di Sukabakti saat musim liburan atau paling tidak sebulan dua kali saat akhir pekan.
Wajah Ustadz Fajar yang ganteng dtambah dengan suaranya yang merdu mendayu-dayu saat mengumandangkan azan dan melantunkan ayat suci menjadi daya tarik sendiri bagi para gadis untuk rajin menyambangi masjid Al Barkah. Sayang Ustadz Fajar yang masih kuliah di kota, termasuk jarang pulang. Paling tidak sebulan sekali, Masjid Al Barkah tiba-tiba dibanjiri jamaah perempuan yang hendak mendengar ceramah si ustadz ganteng.
Halimah tentu saja bukan satu-satunya gadis yang menggila-gilai Ustadz Fajar. Hampir semua gadis Kampung Sukabakti menyukai ustadz bertubuh bersih, berperawakan tinggi, hidung mancung, sorot mata teduh itu. Bahkan para janda dan juga ibu-ibu pun tak kalah heboh kala membincangkan soal Ustadz Fajar.
"Tapi pertanyaan tante gak penting tau gak sih...!" Halimah sambil menunjuk-nunjuk ke arah sahabatnya dengan mata melotot.
"Aihhh....gitu aja marah!" ledek Fika. Halimah diam saja menahan kesal sambil terus melangkah.
"Tapi sih...emang cocok kayaknya Ustadz Fajar sama gadis berhijab panjang tadi. Si Ustadz ganteng, si gadiz cantik. Keduanya sama-sama alim."
Halimah semakin malas mendengarnya. "Dan gue yakin mereka bakal jadi pasangan ideal dunia akhirat."
"Ah jahat nih tante!" Halimah mendelik.
"Nah lo...mana mau Ustadz Fajar melirik lo. Baju lo aja seksi gak jelas gitu. Kerudungan makanya lo...Paling gak, biar ustadz ganteng itu nengok dikit..." Sindir Fika.
"Au ahh..." Halimah ngacir.
"Et dahhhh....dibilangin juga! Dasar blagedud!" Omel Fika pada keponakannya sambil mempercepat langkahnya berjalan di belakang Halimah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGIN RINDU (Completed)
RomanceHidup Rindu Larasati, seorang penulis kenamaan yang tinggal di New York tiba-tiba berubah drastis pasca kecelakaan parah yang membuatnya hilang ingatan. Tidak ada secuil memori tentang dirinya dan masa lalunya yang tersimpan di otaknya. Seketika itu...