Yoongi mengawali hari duduk di pagar balkon apartemen. Sepasang kaki kurusnya menjuntai kebawah tanpa rasa gamang sama sekali. Kepalanya menengadah keatas membiarkan cahaya mentari menyentuh permukaan kulit pucatnya. Iris sipitnya terpejam menikmati kehangatan yang disuguhkan sang surya. Relief wajah nyaris sempurna tampak begitu tenang. Pria yang biasa di kenal sedingin es kini begitu tampan dan hangat dibawah sorot mentari pagi.
Ketenangan itu tidak bertahan lama. Gawai Yoongi berderit tanpa jeda. Air wajahnya kembali dingin semula. Jemarinya menggapai benda persegi empat itu dari dalam mini pants hitam yang ia kenakan. Satu panggilan tidak terjawab dari Taehyung diikuti satu pesan dari orang yang sama.
"Kak, ada pekerjaan untukmu. Orang itu pengusaha properti terbesar di korea. Sebentar lagi ia menghubungimu" begitu isi pesan dari Taehyung.
Yoongi tersenyum mengangkat sebelah bibirnya. Ia sangat merindukan pekerjaannya. Sebab sudah terlalu lama lelaki itu beristrihat. Dan kini pekerjaan itu kembali menghampirinya.
Yoongi menggapai kotak terletak di sebelahnya. Mengeluarkan sebatang rokok untuk dibakar. Namun saat ujung rokok itu sudah terapit dibibir dan siap untuk dibakar, ponselnya berdecit.
"Anda tuan August?" suara orang yang di maksud berucap santai muncul dari balik telepon Yoongi. August adalah nama Yoongi saat bekerja. Karena jika menggunakan nama aslinya, sama saja dengan bunuh diri.
"Berapa anda menjamin?" Yoongi langsung tertuju pada tujuannya. Pria itu bukanlah tipe yang suka basa basi.
"Tenang dulu kawan, jangan terburu-buru"
"Katakan saja"
"7500 dollar. Bagaimana? apa masih kurang?"
"Apa rencana mu?"
"Aku hanya ingin mendengar kabar orang itu sudah mati. Bagaimana caranya itu terserah padamu. Aku beri waktu selama lima hari"
"Akan ku pastikan kau mendengar kabar itu secepatnya"
"Anda sombong sekali tuan August. Akan ku berikan identitasnya malam ini. Juga bayaranmu"
Yoongi mematikan ponselnya sembari, melanjutkan kembali atensi yang sempat terhenti. Tentunya sambil menatap langit pagi yang sebelumnya cerah kini berubah menjadi gelap berawan.
"Jangan mencoba mencegahku" lirihnya.
¤¤¤
Semilir angin malam di musim gugur berhembus. Menyapu dedaunan kering menjauh dari tempat asalnya. Seorang gadis menyusuri trotoar menuju arah pulangnya. Membelah angin dingin dengan kecepatan langkahnya.
Beberapa hari belakang Yoongi jarang di rumah. Ia akan kembali pagi hari dan pergi kembali pagi itu juga. Segelintir penasaran terus menggelitik nurani Heeko. Apa yang di lakukan Yoongi sebenarnya?. Heeko tentu sadar pada batasnya. Dan ia berusaha untuk tidak peduli. Tetap saja, rasa itu terus muncul mengganggu dirinya.
Langkah Heeko terhenti pada sebuah restoran mewah terletak ujung distrik. Restoran bergaya klasik dengan gedung unik berwarna cream tua menambah kesan glamour pada tempat itu. Heeko memang sudah lama berniat kesana. Namun permasalahan keuangan membuatnya harus bersabar untuk mencicipi makanan disana. Dan sekarang keuanganya sudah berjalan normal. Heeko tidak membiarkan kesempatan itu pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY MEETS EVIL || Min Yoongi
FanfictionYoo Heeko, gadis keturunan Jepang dan Korea mencoba mencari peruntungan di negeri Ginseng sembari belajar hidup mandiri. Gadis itu baru saja mulai menata hidup barunya. Membeli sebuah apartemen di Kota Seoul. Siapa sangka apartemen yang di beli deng...