Bagian Dua Puluh Enam

8.1K 903 20
                                    

Haruna melambai begitu melihat Heeko memasuki kafe, Heeko menghampiri Haruna, gadis itu duduk di pojok kafe sembari menikmati milkshake stroberi di cuaca dingin menyelimuti.

“Sudah lama menunggu?” Tanya Heeko duduk di hadapan Haruna, gadis itu meminum Milkshake milik Haruna tanpa izin dahulu.

Haruna menggeleng “Aku baru saja selesai makan” ucapnya diikuti sendawa yang berhasil membuat pengujung disebelah mereka melirik jijik. “Besok aku harus ke kembali Jepang? Tapi hanya satu bulan” sambungnya.

“kenapa begitu?, bukankah kamu sudah janji tidak akan kembali ke Jepang sebelum berhasil membawa calon suami?”

“Seharusnya memang begitu” Haruna mengambil jeda mengatur nafas sebelum kembali melanjutkan “Ibuku sakit, minggu depan harus segera dioperasi, ayah memintaku untuk menjaga ibu karena sedang bekerja di Amerika jadi belum bisa pulang cepat”

“begitukah?. Aku turun prihatin”

“Tapi masalahnya-” Haruna mendesah panjang, netranya menatap keluar jendela dengan air muka berubah sendu “aku pernah mengatakan pada ibu kalau aku sudah punya pacar dan akan menjadikannya suami. Sekarang ibu menagihnya"  imbuhnya lesu.

"Jadi maksud kamu-"

"Ibu ingin aku membawa calon suami" potongnya.

Heeko tertegun, spontan milkshake yang baru diteguknya menyembur tepat di wajah Haruna seperti air mancur taman.

“Hah?” lantang Heeko berhasil membuat hampir seluruh netra di ruangan itu tertuju pada mereka.

“Hey Heeko kau-” pekik Haruna tak kalah nyaring.

“bagaimana kamu bisa menjanjikan hal konyol itu pada ibumu?” intonasi Heeko semakin meninggi, tidak peduli bagaimana sorot risih pelanggan yang sudah terganggu oleh ulah mereka. Heeko tidak habis pikir bagaimana seorang Kim Haruna menjanjikan hal yang mustahil seperti itu.

“Waktu itu aku memang punya pacar"

“Dan sekarang?”

“kamu tahu saja kan?”

“seharusnya kamu tidak menjanjikan hal yang tidak bisa kamu tepati. Bodoh”

“aku tahu itu” Haruna mencebik dengan gelagat ingin menampar Heeko.

”Tapi kenapa ibumu meminta hal itu sekarang?"

“itu dia, aku juga tidak tahu. Ibu tidak ingin bertemu denganku sebelum membawa seorang pria, sekarang aku harus bagaimana?"

"Mana aku tahu. Coba pikirkan sendiri"

"Hey sialan. Jika aku tahu, aku tidak akan menghubungimu" Haruna memukul kepala Heeko menggunakan sedotan.

“Apa separah itu?”

“ibuku memang seperti itu, ingin aku segera menikah”

Heeko memutar otaknya, mencari jawaban dari permasahalan pelik kawan terbaiknya. Sangat sulit untuk menemukan ide sebab ini terlalu tiba-tiba. Heeko mungkin butuh waktu setidaknya satu hari untuk menemukan sebuah ide. Akan tetapi besok Haruna sudah harus berangkat ke Jepang.

“Akan kucoba pikirkan” imbuhnya.

“lupakan. Nanti ibu juga akan mengerti"

Heeko membalas mengangguk dengan pikiran yang sudah melayang entah kemana.

"Hei Heeko. Beberapa waktu ke belakang aku sering bertemu Jimin”

“Jimin? Jimin siapa?”

“laki-laki yang nyaris menabrakku waktu itu, yang tidak berani masuk ruang rawatanku sendirian. Kamu lupa?”

BOY MEETS EVIL || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang