Bagian Empat Puluh Empat

5.9K 716 30
                                    

Tiada angin, tiada hujan ataupun daun maple yang berguguran. Min Yoongi, pria sedingin es di kutub utara resmi menikahi Yoo Heeko, wanita cantik yang berbanding terbalik dengan kepribadianya.

Tak ada gaun indah bertabur berlian atau sepatu kaca dan ribuan tamu yang datang silih berganti. Mereka melangsungkan pernikahan sederhana secara tertutup dan sembunyi-sembunyi di sebuah gereja kecil di Daegu. Pernikahan yang hanya menghadirkan tiga orang sekitar gereja sebagai saksi.

Jangan tanyakan keberadaan Taehyung, Haruna, Yoonji atau Jimin disana. Heeko bahkan tidak mengabari kedua orang tuanya perihal pernikahannya.

Semua ini di lakukan secara mendadak dan sesuai komitmen mereka berdua untuk tidak mengatakan pada siapa pun sementara waktu.

Heeko, wanita itu tidak mempermasalahkan, ia sangat bersyukur dengan menikahi lelaki yang kini sangat di cintainya. Toh kenapa harus menunda-menunda jika diri sudah siap. Dan pernikahan ini adalah sebagai cara agar Yoongi kembali menata hidup barunya dan berhenti dari pekerjaan biadabnya.

¤¤¤

Mobil SUV itu melaju cepat membelah angin, mobil itu menuju mereka entah kemana.

Heeko tidak henti-hentinya memandangi Yoongi yang tengah menyetir. Senyumnya mengembang sempurna, pipinya merah merona seperti buah tomat. Netranya berkelana memindai setiap relief wajah Yoongi yang nyaris sempurna.

"Belum puas?" Yoongi bersuara.

"Apanya?"

"Memandangiku?"

Heeko menggeleng "belum, dan mungkin tidak akan pernah"

"Cihh"

"Kita mau kemana?" Tanya Heeko penasaran.

"Ada seseorang yang harus ku beritahu soal pernikahan kita"

"Siapa? Bukankah harus sembunyikan dulu?"

"Sudah jangan banyak tanya, ikut saja"

"Ah baiklah"

Tak berselang lama mobil itu berhenti di salah satu pemakaman umum di kota Daegu. Yoongi menuntun wanita yang sudah resmi menjadi istri nya mengikutinya. Perjalanan mereka tertuju pada ruangan yang berisikan lima ratus kendi abu jenazah, Yoongi dan Heeko berhenti pada salah satu tempat etalase letak abu. Tempat itu tertata rapi dengan foto sang mendiang yang tengah tersenyum.

"Jadi kau ingin menemui seseorang yang sudah meninggal" Tanya Heeko sembari melipat tangannya.

Yoongi mengangguk pelan, ia lalu membungkuk hormat pada kendi itu sesaat, netranya berkilau tajam menatap kendi itu sembari mendesah panjang "Dia ibuku" Suaranya terdengar berat.

"Oh ya?" Heeko menatap foto itu lekat-lekat, membandingkan foto yang tidak terlihat mirip dengan foto ibu Yoongi di studionya. Memang foto itu sedikit usang dan tidak terlalu jelas. Tapi masih bisa melihat senyuman indah terukir disana.

"Tidak mirip" iris Heeko beralih menatap Yoongi yang tengah menatap foto.

"Ini foto ibuku masih muda"

"Begitukah? Maafkan aku jika aku tidak mengenalinya"

"Tidak apa" Yoongi terdiam sesaat, deru nafasnya terdengar berat sebelum ia kembali buka suara.

"Ibu, apa kabar?. ku harap kau baik-baik saja. Ibu sekarang aku sudah menikah, perkenalkan ini istriku-" Heeko lalu membungkuk dan menyapa. Yoongi kembali melanjutkan "-maaf tidak memberi tahumu lebih awal sebab ini terkesan mendadak, aku bahkan tidak memberi tahu Yoonji dan untuk sementara akan tetap begitu. Aku berjanji pada istriku untuk tidak membunuh lagi dan belajar untuk memaafkan orang yang telah menyakiti Yoonji. Kuharap ibu senang dengan keputusan ku"

Heeko menatap kegigihan suaminya yang sudah berjanji. Dan kali pertama Heeko melihat Yoongi berbicara panjang lebar dan sendu. Karena itu kenapa Heeko mantap menikahinya.

"Kalau begitu kami permisi, selamat siang ibu. Tetaplah damai di alam sana" Yoongi meraih tangan Heeko, menggenggamnya erat, menuntun Heeko kemana kakinya melangkah.

Heeko tersenyum simpul, wanita itu berharap suaminya tidak melanggar janjinya dan Heeko meyakini Yoongi memang sungguh-sungguh.

¤¤¤

Setelah lelah berkeliling kota Daegu, kini mereka berhenti di sebuah Hotel. Yoongi dan Heeko memang berencana untuk tinggal di Daegu beberapa hari.

Yoongi mematikan mesin mobilnya dan berniat keluar, sadar Heeko tidak bergerak lelaki itu mengurung atensinya sesaat. Di temukannya Heeko terlelap di sampingnya. Yoongi tak ingin mengusik ketenangan Heeko namun mereka harus segera ke kamar hotel.

"Hey bangun, kita sudah sampai" Yoongi menggoyang-goyangkan lengan Heeko.

Gadis itu merespon sesaat, ia hanya menggeliat dan kembali tertidur. Yoongi kembali melakukan hal yang sama. Tetap saja gadis itu susah untuk bangun.

Sebuah ide muncul di benak Yoongi setelah ia menyerah. Dengan hati-hati pria itu sentil kening Heeko spontan gadis itu mengaduh kesakitan.

"Aw, apa yang kau lakukan?" protes Heeko menggosok keningnya.

"Salahmu kenapa susah bangun, cepatlah aku sudah lelah" pria itu menahan tawanya. Ia berusaha menggulum senyumnya.

"Iya, tapi tidak harus sentil"

Heeko bergerak keluar mengikuti kemana Yoongi melangkah layaknya seekor anak itik, gadis itu setengah sadar atau lebih tepatnya sangat mengantuk. ia ingin segera menemukan tempat dan kembali melanjutkan tidur.

Begitu kamar hotel di buka segera Heeko melompat ke tempat tanpa memperdulikan sekitar. Wanita itu kembali melanjutkan tidurnya.

"Aku mandi dulu, selepas ini baru kau-" ada keraguan saat Yoongi berkata demikian, sebenarnya kalimat itu terpotong. Namun ia mengurung niatnya untuk melanjutkannya.

"Iya, kau duluan saja"

"-atau kau mau mandi bersama?" itulah kalimat terpotong yang Yoongi maksud. Wajah Yoongi merah padam. Ia merutuk dirinya, tapi ia penasaran dengan jawaban Heeko.

"Kau duluan saja, kapan-kapan mandi bersama ya"

"Baiklah" gumam Yoongi sedikit kecewa, namun demi kenyaman istrinya ia mengalah.

¤¤¤

Rembulan mengintip malu dari balik pepohonan, suasana hening mencekam, hanya ada suara jarum jam dan nafas terdengar bergantian. Heeko tersentak dari tidurnya, dilirikanya jam yang tergantung di salah satu sisi dinding, pukul dua dini hari. Heeko menemukan Yoongi tertidur membelakanginya.  Matanya bergerak memindai apa saja yang menarik perhatiannya. Gadis itu bergerak menuju ke kamar mandi. Saat kakinya menyentuh lantai Heeko merasa ada sesuatu yang licin dan berserakan di lantai. Suasana yang saat itu tidak terlalu terang membuat irisnya sulit mengenali apa yang di pijaknya. Heeko lalu menyalakan lampu. Betapa terkejut gadis itu ternyata yang di injak adalah kelopak daun mawar merah berserakan dibentuk sedemikian membentuk sebuah jalan. Di kedua sisi mawar tersebut terdapat sisa-sisa lilin yang sudah padam.

Kini iris coklatnya beralih ke ranjang. Heeko juga menemukan kelopak mawar berserakan di atas selimut. Dan ia juga menemukan sebuah cincin terletak manis di atas nakas

"apa yang sebenarnya terjadi?"




-Tbc

BOY MEETS EVIL || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang