Bagian Lima Puluh Empat

5.1K 633 62
                                    

Taehyung menyambut Yoongi dengan senyuman hangat tersungging di bibirnya. Bersama seorang pria yang tidak di kenal Yoongi, ia di tuntun menuju tempat dimana Heeko berada, Taehyung bilang begitu.

Tempat itu adalah sebuah rumah mewah dengan perkarangan luas di sebuah perkomplekan lengang. Namun rumah bertingkat dua itu tampak usang dengan rumput menjulang tinggi di halaman. Seperti rumah yang sudah lama di tinggalkan pemiliknya. Tentu saja tempat itu asing bagi pria bermarga Min itu mengingat seberapa jauh tempat itu dan tentu saja Yoongi tidak pernah kesana.

"Kenapa kau membawanya sejauh ini"

"Ah itu. Aku tidak sengaja menemukan Heeko dalam keadaan mabuk dan bersama beberapa pria yang ingin menyelakainya. Dan itu sudah berada di luar Seoul, jadi aku membawanya kesini. Ini rumah masa kecilku" Taehyung menyahut dengan intonasi santai.

"Dimana dia?"

"Dia sedang istirahat, tidak enak membangunkannya. Dia tidur pulas sekali"

Sungguy alasan tak masuk akal sekali. Dan ya, tentu saja Yoongi mudah percaya begitu saja. Pria itu berusaha untuk menahan diri dan bersikap setenang mungkin walau emosinya kian bergejolak. Setidaknya demi mengetahui apa tujuan Taehyung melakukan semua ini.

"Kenapa kau tidak membawanya langsung ke Seoul?"

"Aku dalam perjalanan kerja"

"Benarkah?, jika memang begitu kenapa saat ini kau tidak berada dalam perjalanan kerja mu?. Dan siapa mereka semua? Kenapa mereka tidak tampak seperti rekan kerjamu?" Memang ada beberapa orang pria yang berkeliaran di tempat itu. Dan itu sangat mencurigakan.

"Aku izin dulu sampai kau benar-benar kesini menjemputnya"

"Seharusnya seorang dokter forensik tidak menunda-nunda pekerjaanya bukan?, itu bisa saja membuat mayat-mayat itu semakin sulit untuk di gali informasinya"

Taehyung diam, tak tampak akan merespon ucapan Yoongi. Perkataan barusan sepertinya membuat Taehyung sedikit panik.

Yoongi tiba-tiba terkekeh seperti kerasukan "Kim Taehyung, seharusnya kau pandai membuat alasan bagus seperti selama ini. Kenapa kau tiba-tiba bodoh?"

"Kak Yoon?"

"Cih, aku sungguh tak tahan lagi, Hentikan sandiwara ini, apa sebenarnya yang kau inginkan dariku?"

"Kakak aku tidak mengerti maksudmu?"

"Kasus pemerkosaan adikku, menjadi pembunuh bayaran, menyadap apartemenku, dan sekarang kau menyandera adik dan istriku. Apa kau punya dendam padaku?"

"Jadi kau menuduhku melakukan ini? Kak, aku yang membantumu selama ini. Bukan menghancurkanmu" Taehyung tampak begitu santai dengan ucapannya.

"Siapa lagi, otak ku terlalu dangkal untuk paham semua ini"

"Apa ada orang lain yang mengatakan semua ini?" Taehyung berusaha menahan diri.

"Cukup Taehyung" Yoongi lalu mencengkram kerah pakaian Taehyung. Dengan nafas tersengal-sengal dan iris yang berkilat menampakan kemarahannya yang kian memuncak. "Hey, ku katakan padamu. Jika kau melakukan ini hanya untuk bersenang-senang. Jangan bawa mereka, cukup aku yang kau-"

Buukkhh...

Sebuah balok menghantam tepat di pundak Yoongi. Seketika pria itu tersungkur dan tak sadarkan diri.

"Jimin, seharusnya aku lenyapkan bajingan itu. Terima kasih, oh ya sekaligus bawa dia ke sana. Aku benar-benar tidak sabar menghabisinya" titah Taehyung pada pria yang bersamanya tadi. Kemudian pria berbadan tambun itu membawa Yoongi ke gudang samping rumah tersebut.

BOY MEETS EVIL || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang