Bagian Lima Puluh Dua

5.4K 612 67
                                    

"kau yakin pulang Hee, ini sudah larut?" Heeko meminta Jimin untuk mengantarnya pulang. Padahal jam sudah menunjukan pukul satu dini hari. Sangat tidak baik untuk keluar di tengah malam, apalagi mereka tidak memiliki hubungan spesial atau apapun itu. Heeko tetap bersikeras untuk pulang tak peduli banyak alasan yang di kemukakan Jimin. Namun pendirian wanita itu tetap kokoh. Di antar atau pulang sendiri.

Jimin mangalah, di ikutinya ego wanita yang sudah tampak ringkih itu. Malam itu juga Jimin mengantar Heeko ke apartemenya. Awalnya Jimin mengantarkan Heeko sampai di lobi, namun melihat Heeko berjalan sempoyongan. Dengan tulus Jimin bantu wanita itu sampai ke depan pintu apartemennya.

Pintu apartemen di buka setelah Jimin menekan bel beberapa kali, muncul pria berkulit pucat menatap mereka bergantian dengan sorot tidak suka. Belum sempat Jimin menyapa pria bermarga Min tersebut langsung menjejalkan pertanyaan dengan nada ketus.

"Kau siapa?" Jimin sudah menduga jika Yoongi akan bertanya demikian.

Jimin kemudian tersenyum hampa sebagai basa basi saja.

"aku hanya ingin mengantar nona Heeko" Jimin menyerahkan Heeko pada Yoongi. Kemudian wanita itu masuk meninggalkan kedua pria itu di sana.

Yoongi yang tidak berhenti menatapnya dengan sorot memindai. Dan Jimin tidak masalah jika Yoongi melihatnya seperti itu. Dari pada berdiri seolah ingin mengemis untuk masuk Jimin undur diri. Lelaki itu membungkuk kemudian pergi. Baru beberapa langkah Yoongi kembali memanggilnya. Jimin terhenti sembari membalikan badan.

"Aku merasa pernah melihatmu, apa kita pernah bertemu?" Yoongi berusaha menebak-nebak merasa pernah melihat atau mengenal di masalalu tapi dimana?.

"ternyata kakak masih ingat. Aku teman Yoonji, aku sering mengantarnya sepulang sekolah" benar. Jimin adalah teman dekat Yoonji saat SMA. Ia sering menjumpai pria itu mengantar maupun menjeput Yoonji seolah mereka seperti memiliki hubungan bisa dikatakan berkencan, dan saat Yoongi menanyakan akan hal itu pada Yoonji , gadis itu malah berkilah dan mengatakan jika hubungan mereka tidak lebih dari sekedar teman.

Jimin kemudian undur diri untuk terakhir kalinya bersamaan menghilangnya lelaki itu di pintu lift.

¤¤¤

"Bagaimana kau bisa ada padanya hmm?" Yoongi ikut duduk bersama Heeko di tepi tempat tidur. Wanita itu tak tampak akan merespon. Matanya menatap kosong keluar jendela sembari memainkan bibir cangkir berisi coklat panas dengan telunjuk yang di genggamnya sedari tadi.

"Hei kau mendengarku?" Yoongi melambaikan tanganya di depan wajah Heeko.

"Mau menghabiskan malam bersama?" bukan, bukan itu jawaban yang diinginkan Yoongi, tapi kenapa wanita itu meminta padahal tak lama pagi menjemput. Akan singkat menghabiskannya bersama. Tapi melihat Heeko menatapnya penuh harap, pria itu bingung.

"kenapa kau memintanya?" percayalah ini hanya basa basi Yoongi. Lelaki itu Berpura-pura dengan gelagat yang sangat naif .

"ya begitu lah, aku hanya ingin"
Yoongi menghela, dituruti pinta sang istri dengan hati yang bergemuruh.

¤¤¤

Yoongi hanya ingin menjadi sempurna di depan istrinya, menciumya dengan sempurna, menatapnya dengan sempurna dan permainnya juga sempurna. Bahkan Yoongi masih belum menganggap itu sempurna, lelaki itu masih ingin menjadi lebih di atas sempurna.

Perlahan tapi pasti tiba lah mereka pada permainan yang di inginkan Yoongi harus paling sempurna. Ketika Yoongi memasukan miliknya secara perlahan-lahan. Heeko yang tak kuat menahan hanya bisa meracau tidak jelas dan tidak terkendali. Bagi Yoongi ketika sang wanita bersuara adalah sebuah penilaian sampai mana kesempurnaan yang telah diberikannya.

BOY MEETS EVIL || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang