[M] 18+
Di sela-sela beristirahat, pintu kamar hotel Heeko diketuk. Wanita itu berharap ia salah dengar. Dirinya malas untuk bangun apalagi dengan kondisi kakinya yang kian memburuk. Namun, pintu kamar kembali diketuk. Dengan gontai, Heeko bangkit dari pembaringannya. Pintu kamar kembali di ketuk.
"Iya sabar" kata Heeko kesal siapa yang ingin bertamu tengah malam gerutunya dalam hati.
"Selamat malam" sapa Yoongi berdiri di depan pintu kamar yang setengah terbuka.
Heeko tertegun bahkan hampir terpeleset, untunglah tangannya dengan kokoh memegang bingkai pintu. Kekesalan Heeko berubah menjadi sendu dan menyakitkan.
"Ada apa?" Suara Heeko terdengar serak.
"Bibi Ahn bilang kakimu belum sempat di obati" ucapnya datar.
Heeko menyembunyikan kakinya yang membengkak di balik pintu.
"Aku tidak apa-apa, sudah di obati" dustanya.
"Kalau begitu izinkan aku masuk"
Tanpa banyak alasan untuk menghindar, Heeko luluh begitu saja. Di biarkannya Yoongi masuk. Pria itu ternyata membawa kotak obat.
Heeko berusaha berjalan senormal mungkin, namun kakinya tidak bisa di ajak kompromi, wanita itu mengerang kesakitan saat kakinya menginjak lantai, Yoongi spontan berbalik meraih pinggang dan lengan wanita itu sebab hampir terjerembab.
"Aku tidak apa-apa" Heeko berusaha berkilak dan melepaskan diri. Namun Yoongi semakin mempererat pegangannya.
"Jangan bodoh" Yoongi menuntun Heeko duduk di sisi tempat tidur. Tanpa izin Yoongi meletakan kaki Heeko yang sakit di atas ranjang. Wanita itu kembali meringis.
"Ini yang kamu bilang sudah di obati?"
"Tadi sudah ku bersihkan. Sekarang sudah tidak apa-apa" Heeko hendak menurunkan kaki namun Yoongi menahan.
"Kamu masih sama bodohnya dengan dulu" lirih pria itu datar sembari membuka kota obat mengambil alkohol dan kapas.
"Bibi Ahn merasa bersalah belum sempat mengobatimu, jadi kamu harus di pastikan sudah di obati" Yoongi sibuk membersihkan luka lecet Heeko yang sudah mengering. Heeko menunduk, ia biarkan kakinya sentuh Yoongi, toh setelah nanti dia juga akan pergi.
"Kakiku tidak sakit" gumam Heeko.
Hening tercipta di antara mereka. Yoongi sibuk mengeluarkan beberapa obat lainnya sementara Heeko berusaha menahan diri agar tidak meledak.
"Bagaimana kabarmu?"
Heeko diam tanpa merespon.
"Bibi Ahn adalah asisten kami sejak ayah dan ibuku dulu menikah. Aku dan Yoonji di asuh olehnya. Setelah kematian ibuku, dan ayah meninggalkan kami. bibi Ahn sudah ku anggap sebagai orang tuaku. Dia sudah banyak membantu kami" Yoongi mulai bercerita. Aktivitasnya berlanjut memijat pelan pergelangan kaki Heeko yang membengkak. Yoongi mengobati dengan sangat hati-hati namun wanita itu terus meringis, bahkan sesekali mengerang menahan sakit.
"Karena aku pindah ke Seoul dan bertepatan Yoonji di rawat. Aku menyarankan bibi untuk berhenti. Namun dia bersikeras untuk ikut kendati rela tidak di bayar asal bersama kami. Sebab hanya kami yang dia punya. Namun aku tetap menolak dan berjanji akan mempekerjakannya kembali setelah semua selesai" tutupnya.
Heeko diam tanpa merespon. Ia lebih memilih menjadi pendengar baik. Netranya terpaku pada relief wajah Yoongi. Mata, hidung dan bibir adalah daya tarik tersendiri. Dan jujur Heeko merindukan itu.
"Kakimu terkilir" Ucap Yoongi mendiagnosa bersamaan dengan tatapan mereka saling beradu. Heeko cepat menundukan pandangan. Berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
BOY MEETS EVIL || Min Yoongi
FanfictionYoo Heeko, gadis keturunan Jepang dan Korea mencoba mencari peruntungan di negeri Ginseng sembari belajar hidup mandiri. Gadis itu baru saja mulai menata hidup barunya. Membeli sebuah apartemen di Kota Seoul. Siapa sangka apartemen yang di beli deng...