Epilog

9.5K 713 133
                                    

Pagi kini menjemput, mentari mengintip malu di sela-sela gorden. Jam kini menunjukan pukul sembilan pagi. Jam yang seharusnya para manusia mulai sibuk dengan pekerjaan. Namun berbeda dengan sepasang sosok tanpa busana saling berhadapan satu sama lain.

Yoongi dan Heeko menghabiskan malam tanpa tidur. Mereka saling melempar senyum saat mengingat kembali malam panjang namun pendek yang menguras tenaga. Sesekali Heeko tampak jengah lalu menutup wajah dengan telapak tangan. Melihat tingkah Heeko baginya menggemaskan Yoongi menarik Heeko lebih dekat dalam dekapannya.

"Yoongi?"

"Iya?"

"Apa kamu masih bekerja?"

"Tentu saja, Namjoon tak ingin aku berhenti begitu saja. Aku adalah aset terbesarnya. Dia membiarkanku bekerja di rumah. Aku hanya perlu mengirim hasil pekerjaanku. Bagaimana denganmu?. Kau membuka kafe lagi?

"Tidak, ayah memintaku untuk mengelola perusahan kami di Seoul"

Mereka kembali tersenyum. Yoongi kemudian mengecup kening Heeko sekilas. Menarik wanita itu hingga tidak berjarak.

"Yoongi?"

"Iya?"

"Bagaimana kabar Taehyung?"

Yoongi tidak merespon. Ia kemudian melonggarkan pelukannya agar dapat menatap sang istri dengan intens.

"Dia ada bersamamu" ucapnya pelan. Heeko menatap Yoongi dengan sorot keheranan.

"Maksudmu?"

"Taehyung mendonorkan jantungnya padamu"

Heeko bergeming, jantungnya berdetak lebih cepat. Namun sebisa mungkin menahan ekspresinya. Heeko lalu menyentuh bekas jahitan di dadanya. Heeko tahu resiko yang diterima seorang pendonor jantung. Namun Heeko tidak habis berpikir Taehyung bersedia mengambil resiko itu. Ucapan Yoongi membuatnya gemetar.

"Sampai detik terakhirnya dia tetap mencintaimu" Yoongi menambahkan.

Heeko tak mampu menahan dibiarkan air mata mengalir tanpa terisak. Yoongi tidak tega segera menyeka air mata sang wanita. Sebelum mengecup bibirnya sekilas dan kembali memeluknya erat.

"Apa kau ingin bertemu Taehyung?" Tawar Yoongi tiba-tiba.

¤¤¤

Yoongi menuntun Heeko ke sebuah rumah abu di belakang sebuah gereja tua beberapa kilo meter dari hotel tempat Heeko menginap. Mereka berhenti pada sebuah lemari kaca yang menyimpan kendi abu. Ada foto Taehyung disana. Berbalut setelan jas hitam sembari memerkan senyum kotak khas miliknya. Heeko meletakan bunga di depan lemari abu.

Yoongi memberi Heeko ruang agar bisa berkomunikasi dengan Taehyung.

"Taehyung, aku tak tahu harus berkata apa tapi Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk hidup. Aku tahu kau orang baik" tuturnya.

Setelah memberi penghormatan Heeko dan Yoongi berlalu. Mereka memilih untuk duduk sesaat di kursi taman gereja.

Heeko menyandarkan kepalanya di pundak Yoongi. Tangannya tidak berhenti menggengam jemari sang suami. Sesekali air matanya kembali mengalir. Mengingat masa-masa Taehyung membantunya menghadapi Yoongi kala itu.

Tak lama ponsel Yoongi berdecit. Lekaki itu tidak mengindahkan. Ponsel itu kembali berbunyi, Yoongi masih sama.

"Ayo angkat, siapa tahu itu penting" ucap Heeko bergeming.

Yoongi meraih ponselnya, tiga panggilan tidak terjawab dari Jimin. Saat Yoongi hendak menelpon balik panggilan Jimin lebih dulu masuk.

"Kak. Yoonji melahirkan" ucap seseorang di seberang sana.

BOY MEETS EVIL || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang