Semilir udara masih terlalu dingin untuk di rasakan. Pantulan cahaya yang berasal dari ufuk timur mengintip malu dari balik gorden jendela. Burung-burung terbangun dari tidurnya dan bersiul indah mengepakan sayap-sayap mungilnya.
Yoongi terbangun dari tidur beranjak membuka pintu balkon apartemen dan memandang ke luar. Tubuh pucat itu tersorot matahari pagi. Memberikan nutrisi pada kulit pucat miliknya. Ia beranjak menuju pagar balkon menyandar perutnya sembari menghirup udara pagi. Kali ini ia tidak duduk di pagar seperti biasa cukup di kursi yang tersedia. Menyandarkan kepala pada sandaran kursi dan menikmati pagi yang menenangkan dengan mata tertutup.
"Ini untukmu" Yoongi terlonjak mendengar suara tak asing lagi di telinganya. Segera mungkin ia mendongak ke sumber suara. Heeko berdiri di belakangnya membawa dua cangkir teh hangat dan menyodorkan salah satunya pada Yoongi.
"Ka-kau?" Yoongi terheran.
"apa aku boleh duduk disini?"
"Te-tentu saja" Yoongi mengambil uluran gelas itu sedikit ragu.
Heeko beranjak dan duduk di samping Yoongi. Kepalanya menengadah keatas membiarkan cahaya matahari menyentuh permukaan kulitnya. "Ternyata duduk disini pagi-pagi menenangkan juga ya?" ucapnya tanpa melirik Yoongi sedikit pun.
Min Yoongi masih terheran dengan efek keberadaan Heeko secara tiba-tiba. matanya tidak berpindah dari gadis itu. bukankah Heeko takut padanya. Tapi sekarang kenapa gadis itu begitu tampak tenang bahkan seperti tidak terjadi apa-apa. Yoongi dirundung rasa penasaran amat luar biasa.
"Kenapa kau disini?" Yoongi mengambil alih pembicaraan yang sempat terhenti.
"Bukankah ini juga apartemenku?"
"Kau tidak takut padaku?"
"takut kenapa?"
"Aku seorang pembunuh"
"Kau tidak akan membunuhku jika tidak ada yang meminta bukan? Jadi untuk apa takut" Heeko menoleh ke pada Yoongi. Spontan pria itu memalingkan wajah ke arah lain.
"Kau sudah ku beritahu sekali kau mendekat padaku terlalu jauh, kau tidak pernah ku lepaskan. Kau tidak takut?"
"Ancamanmu terdengar seperti sebuah gombalan" Heeko menyeruput tehnya sebelum kembali melanjutkan ucapannya "Malah aku ingin bisa lebih dekat denganmu Min Yoongi"
"Hah aku bertaruh kau mampu bertahan satu minggu saja" Yoongi berdecih
"Jika aku bisa bertahan lebih dari seminggu maka kau harus ikuti perintahku"
¤¤¤
"selamat pagi Kak Heeko" Junghee menyapa Heeko di meja kasir dengan senyum terbaiknya begitu Heeko memasuki kafe."Pagi juga Junghee. Wah kau selalu pagi datang pagi sekali" Heeko tersenyum ramah.
"Aku sudah pernah bilang kalau aku akan bekerja lebih giat" Junghee tersenyum menampakan deretan gigi rapinya.
"Junghe aku minta maaf aku tidak masuk satu minggu kemarin"
"Tidak apa kak, pak Jang sudah mengatasi semuanya. Tenang saja"
"terima kasih, kalian sungguh baik sekali"
"tapi kak"
"Apa Junghee?"
"tidak jadi"
Heeko tersenyum terakhir kalinya sebelum menuju ruangan yang sudah satu minggu diinggalkannya, Heeko terkejut mendapati ruangan bersih tanpa debu sedikit pun. padahal sebelumnya ruangan itu berserakan akibat pekerjaannya malam itu. Heekoo tahu siapa dalang dari semua ini "Junghe kau benar-benar' lirihnya tersenyum. Heeko merebahkan tubuhnya pada kursi kerja. Matanya berkelana di atas meja dan tertumpu pada bingkai foto dirinya bersama Jungkook yang membuat teringat sesuatu. "astaga aku lupa" Ucapnya sambil menepuk keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY MEETS EVIL || Min Yoongi
FanficYoo Heeko, gadis keturunan Jepang dan Korea mencoba mencari peruntungan di negeri Ginseng sembari belajar hidup mandiri. Gadis itu baru saja mulai menata hidup barunya. Membeli sebuah apartemen di Kota Seoul. Siapa sangka apartemen yang di beli deng...