Bagian Dua

15.1K 1.5K 148
                                    

"Selamat nona Jeon Junghe, anda diterima, mulai besok anda sudah bisa bekerja" Heeko mengulas senyuman sembari mengulurkan tangan pada seorang gadis dihadapannya, memberi selamat karena telah berhasil meluluhkan hatinya membuat Heeko menerimanya bekerja di kafenya.

"Terima kasih Heeko sajangnim" spontan Junghe mengambil uluran tangan Heeko menciumnya sembari membungkukkan badan beberapa kali sebagai rasa terima kasih.

"Jangan terlalu kaku nona Junghe, anggap kami di sini sebagai keluargamu. Dan jangan memanggilku dengan sajangnim"

"Baik kak Heeko, akan aku tunjukan kalau bisa bekerja lebih baik" Junghe tersenyum renyah, membungkuk untuk terakhir kali sebelum tubuh kurus itu meninggalkam ruangan Heeko.

Begitu pintu ruangan Heeko tertutup rapat, Junghe langsung mengeluarkan jurus tarian mautnya. Ia menari layaknya seekor monyet mendapat setandan pisang.

Junghe takjub tidak percaya, akhirnya ia bisa memulai hidup dan tidak lagi menjadi parasit untuk sepupunya. Walau penghasilan akan di dapat tidak terlalu banyak, setidaknya cukup untuk menyambung hidup gadis bernama asli Jeon Junghe itu.

Tanpa di sadari puluhan pasang manik di kafe itu kini menatap aneh kearahnya membuat tarian si gadis terhenti, cepat-cepat ia meninggalkan kafe karena harus menanggung malu.

¤¤¤

Heeko lalu menyandarkan tubuh pada sandaran kursi kerja. Ia masih tersenyum, mengingat kembali kelakuan Junghe yang menciumi tangannya sebagai tanda terima kasih. Mengingatkannya pada seseorang yang juga melakukan hal sama terhadapnya padanya dua tahun yang lalu. Seseorang yang tidak melakukannya karena rasa terima kasih, melainkan karena mencintainya.

Pria yang pernah "singgah" sesaat di hati Heeko ketika baru saja memulai kehidupan baru. Pria yang rela melakukan apa saja agar Heeko selalu bahagia, Pria yang pernah berjanji akan melamarnya dua tahun lagi, pria yang rela menjadi delievery tengah malam demi memastikannya agar tidak kelaparan, pria yang tidak makan sama sekali demi menghiburnya yang tengah sedih, pria yang rela dipecat dari pekerjaannya demi menjaganya tengah sakit. Pria yang harus kehilangan nyawanya demi menyelamatkannya dari sebuah tabrakan.

Jeon Jungkook, pria itu kini sudah berbeda alam dengannya dan hidup damai di surga. setidaknya Jungkook tidak direpotkan lagi oleh permintaan aneh-aneh darinya.

Lamunan Heeko membuyar seketika ponsel miliknya berdecut. Segera ia menghapus air mata meluncur bebas di dari ujung pelipisnya tanpa di sadarinya. menjawab panggilan dari nomor tidak dikenal.

"Halo selamat siang" suara gadis itu terdegar serak

"Halo selamat siang nona, saya jasa pengangkut barang yang anda pesan kemarin, kalau boleh tahu saya harus menjemput barang anda dimana? Soalnya anda tidak memberitahukan alamat anda" ucap seorang pria dari seberang telepon.

"Ah iya maaf bapak. saya segera kesana, menuntun bapak ke tempat penjemputan barang"

"Baik nona"

¤¤¤

Barang-barang milik Heeko kini sudah mendarat selamat di apartemen barunya. Bersama Haruna yang meminta izin pulang lebih awal pada atasannya membantu Heeko menata ruang agar menjadi lebih hidup.

"Woah, apartemenmu lumayan besar" Haruna bergidik takjub melihat tiap sudut ruangan kosong yang akan ditempati kawannya mulai sekarang.

"Kenapa kau tidak ikut pindah bersamaku saja?" Tanya Heeko

"Ah...terlalu jahat meninggalkan apartemen yang menjadi saksi hidupku di negeri ini"

"Aku mengerti, oh iya sepertinya aku yang akan membereskan semua ini sendirian" Sindir Heeko sembari menggulum gelaknya.

BOY MEETS EVIL || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang