Bagian Dua Puluh Delapan

7.8K 997 69
                                    

Heeko jatuh terjerembab, tubuhnya bergetar, dadanya naik turun seolah jantungnya siap keluar meloncat dari mulutnya

"bagaimana bisa?" Gumamnya tidak percaya.

Junghee lantas segera membantu Heeko, berusaha menenangkan wanita itu. Salah satu polisi mendekati mereka dan menanyakan siapa pemilik kafe tersebut.

"Iya itu saya" Heeko berusaha kembali berdiri di bantu Junghe.

"Bisa ikut kami ke kantor untuk meminta keterangan"

"Iya. Baik" Heeko mengangguk pelan.

"Nona Junghee, anda juga ikut bersama kami sebagai saksi"

"Baik pak"

¤¤¤

Lama dimintai keterangan, pagi yang sendu kimi berubah menjadi malam yang dingin. Heeko dan Junghee sudah boleh pulang. Udara malam kala itu sangat dingin menusuk ke tulang. Heeko hampir rubuh, beruntung Junghe menangkap tubuh Heeko dan bertanya apa gadis itu tidak apa-apa.

"Aku baik-baik saja, aku hanya sedikit pusing. Tidak apa" ucapnya menenangkan

"Tidak kak. Kakak tampak pucat, biar aku yang menyetir"

"Tidak usah"

Mereka lalu pisah arah, Junghee menuju arah tujuannya, Heeko menuju apartemennya. Untuk saat ini akan lebih baik untuk berbaring di rumah. Sebab Heeko masih dalam keadaan demam.

"Aku pulang" lirih Heeko lesu.

"DARI MANA SAJA?" Lantang Yoongi tak kalah keras dari letupan kembang api. Yoongi berdiri melipat tangan di dada sembari menyandarkan tubuhnya pada sisi dinding.

"Ada apa ini? Kenapa berteriak?" Heeko menatap Yoongi heran.

"Berani sekali kau menukar kode pintu, ku tekankan sekali lagi untuk jangan pernah menyentuh apapun di rumah ini sesuka hatimu " ketusnya.

"Aku tidak menukarnya, pintu itu mem.."

"Jangan mencari alasan, apa seperti ini caramu berterima kasih setelah ku tumpangi tinggal?"

"Apa maksud mu?"

"Ku harap kau mengerti, semua ini salah mu"

"Benar, aku memang salah, aku mengganti kode pintu, aku mengganggu dirimu, aku menghancurkan semuanya, aku memang salah, semua ini salah ku" Heeko mulai muak dengan tuduhan Yoongi, emosi yang selama ini tetahan pun meledak. Pria itu tak paham jika Heeko butuh sandaran di saat-saat seperti ini.

"keluar" gumam Yoongi kesal

"Ka-kau, aku membencimu Yoon" Heeko berbalik arah kembali ke pintu keluar, kakinya menaut tak terarah. Tubuh ringkih itu tidak bisa di rasakan sebab hatinya terlanjur sakit melebihi raganya. Gadis itu berlari menuju kafenya.

Heeko tidak dapat menahan emosi, tangisnya pecah seketika, menangis sejadi-jadinya, melepas sesak yang tertahan sedari tadi. Di bawah meja kasir gadis itu memeluk kakinya. Menupang dagu di atas lutut. Tidak peduli malam yang semakin larut dan dingin, meja-meja hancur, gelas-gelas pecah dan bercak darah para korban. Baginya tempat itu adalah tempat teraman untuk menyendiri.

¤¤¤

Taehyung cepat-cepat memasukan kode pintu dan berteriak memanggil nama Heeko. Taehyung malah menemukan Yoongi tengah duduk santai di ruang tengah

"Kak mana Heeko?"

"Mana aku tahu" Yoongi menyesap secangkir kopi dari atas meja.

"Apa dia sudah pulang?"

BOY MEETS EVIL || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang