Bagian Lima Puluh Lima

5.1K 660 64
                                    

Yoongi mengerjap begitu mendapati dirinya diselubungi oleh sinar yang menembus atap. Hanya butuh beberapa detik untuk menyadari kalau ia sedang duduk di kursi dengan kedua tangan dan kaki terikat.

Ruangan itu tampak gelap dan berbau lembab. Cahaya yang menerobos masuk di sela-sela kecil dinding dan atap dijadikan penerangan untuk melihat sekitar.

Benar, itu sebuah gudang gelap dan kumuh. Ia terikat di ruangan itu. Yoongi mendelik, berusaha menyadarkan diri sepenuhnya kemudian mengedarkan pandangannya. Netranya tertumbuk pada sosok pria yang duduk menghadap tak jauh darinya.

Menggunakan pakaian serba hitam dengan topi warna senada. Taehyung menatap Yoongi tajam. Sekelebat kilatan di matanya yang menyiratkan jika dia memang tidak menyukai Yoongi. Lalu menunduk bersama bayangan topi menutup seluruh wajahnya. Tak lama Taehyung menegakkan kembali kepalanya dengan tatapan berbeda dari sebelumnya. Sebuah tatapan hangat yang selama ini menyembunyikan kebejatannya.

"Akhirnya kau sadar kak"

"Cih, kau pandai sekali memainkan suasana"

Taehyung tersenyum kecut, tak tampak tanda-tanda akan merespon.

"Katakan saja apa tujuanmu. Lalu akhiri semua"

Taehyung terkekeh sembari berdiri dan mendekat pada Yoongi. Pria itu mendekati ke daun telinganya.

"Kau ingin mendengarnya?" Bisiknya, nafas pria itu amat terasa berhembus hangat di daun telinga Yoongi. Taehyung lalu menjauhkan dirinya dan beralih menatap Yoongi dengan sorot intimidasi.

"Sebenarnya aku ingin membunuh kalian semua, tapi akan lebih menyenangkan jika di lakukan secara perlahan" lirih pria itu tegas. Di ikuti dengan senyum mengembang tersirat di bibir kotaknya.

"Memperbudakmu seperti binatang. Menghabisi gadis itu, aku sungguh menikmati semua prosesnya"

"Ah soal Jimin, jangan terlalu percaya padanya. Dia pandai sekali mengarang cerita"

Yoongi diam bukan berarti menerima. Hatinya terasa panas terbakar. Taehyung terlalu banyak bicara hingga Yoongi tidak tahan mendengar hal yang membuat telinganya terasa panas. Lantas kemudian bangkit dengan tubuh masih terikat di kursi. Yoongi menyeruduk Taehyung seperti seekor banteng dan membuat pria itu jatuh terjerembab.

"DIAM!" Jika saja Yoongi tidak terikat, mungkin rahang Taehyung berpindah akibat pukulannya.

Taehyung berdecih, tak terima di perlakukan seperti pohon Taehyung membalas dengan mendaratkan pukulan di pipi Yoongi, seketika pria itu roboh dengan luka lecet di ujung bibirnya.

"Aku sungguh tak tahan lagi, kalian semua harus mati dengan menyedihkan seperti ibu kalian" Taehyung berteriak seolah Yoongi berada jauh darinya.

"Apa?"

"Kau memang bodoh, atau memang sangat bodoh. Akulah yang mengirim ibumu ke nereka. dia pantas mendapatkannya" Taehyung menyeringai menampakan kalau dia sangat puas mengatakannya.

Tak butuh waktu lama Yoongi paham akan maksud Taehyung. Tentu saja, ini menyangkut salah satu masalalu kelam pria bermarga Min tersebut. Pikiran Yoongi tertuju pada Kematian sang ibu disebabkan seseorang dengan sengaja melepas oksigen saat wanita tak berdaya tengah dirawat di rumah sakit.

"Kau, keparat" Yooongi sekuat tenaga kembali bangkit dan hendak melawan namun semua sia-sia saat Taehyung mendaratkan kakinya tepat di kepala Yoongi sehingga pria itu kembali jatuh tersungkur.

"Kau? Siapa kau sebenarnya?"

"Min Taehyung. Seharusnya namaku begitu. Namun ibuku tak rela memberi marga itu sebab pria tua bajingan tak menginginkanku" Taehyung menjongkok di  hadapan Yoongi, kemudian meraih dagu Yoongi bermaksud menuntun netra pria itu menatap ke arahnya.

BOY MEETS EVIL || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang