Bagian Dua Puluh

8.2K 1K 50
                                    

Silaunya mentari pagi menembus kaca mobil yang terparkir di sebuah rest area. Heeko terbangun dari tidurnya. Menutup mimpi yang telah menemani tidurnya. Gadis itu mengerjap sembari meregangkan tubuh. Matanya berkelana menangkap apa yang bisa di lihat. Netranya tertumbuk pada objek di sebelahnya. Min Yoongi, pria itu bersandar di kursinya terdiam menatap langit dari balik kaca mobil.

"Oh sudah bangun" lirih Heeko sembari merapikan dirinya. Gadis itu sedikit terlonjak menemukan jaket yang ia gunakan menyelimuti Yoongi berpindah menyelimutinya.

"Aku lapar, ingin makan?" Tanya Heeko kemudian. Pria itu tetap membisu. Heeko mulai gerah dengan Yoongi yang terus menerus diam seolah ia berbicara dengan es batu.

"Ayolah Min Yoongi, tak bisa kau menjawab atau setidaknya mengangguk atau menggeleng?" Heeko kemudian menghela "aku lapar, tapi sebelum itu aku mau membersihkan diri dulu. jadi aku minta tolong sekali padamu cari sebuah tempat makan, jika kau sudah menemukan hubungi saja aku. Ah aku lupa, mana ponselmu?" Ketus Heeko memanas. Pria itu masih diam di posisinya. Tak tampak tanda-tanda ia akan bergerak.  "Apa aku harus menggeleda tubuhmu?" Sambungnya.

"Untuk apa?" Pria itu akhirnya bersuara.

"Berikan saja padaku!" bentak Heeko.

Yoongi menggapai ponselnya dari saku hoodienya dengan malas, lalu memberikannya pada Heeko. Beruntung ponsel pria itu tidak terkunci jadi Heeko bisa menggunakan tanpa harus meminta kata sandi terlebih dahulu. Gadis itu menyimpan nomornya pada ponsel Yoongi. Kemudian menghubungi nomornya sendiri.

"Nanti hubungi saja aku jika kau menemukan tempat makan. Paham?"

Pria itu mengangguk malas.

"Dasar pria aneh" lirih Heeko sebelum meningggalkan mobil itu menuju kamar mandi umum.

¤¤¤

Setelah membersihkan diri dan sarapan mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Empat jam perjalanan mereka akhirnya sampai pada kota yang hendak mereka tuju. Busan, kota kelahiran mendiang kekasih yang akan kunjunginya besok.

Heeko ingin mencari penginapan di sekitaran pemakaman Jungkook. Setelah berkeliling di area pemakaman Heeko akhirnya menemukan sebuah motel murah. Tidak ada kata mewah pada motel itu. Semua tampak sederhana bahkan halaman yang hanya di tumbuhi rumput dan beberapa batang pohon pelindung. Tetapi tidak mengerikan seperti kebanyakan penginapan murah lainnya. Tidak tahu apa akan sama sederhananya dengan di dalam.

Heeko dan Yoongi mendatangi resepsionis dan ingin memesan dua kamar. Namun hotel itu hanya memiliki satu kamar kosong saja.

"Apa tidak ada yang lain?" Tanya Heeko.

"Semua sudah penuh nona"

Heeko menghela, sepertinya ia harus mencari hotel yang lebih jauh dari pemakaman.

"Ya sudah tidak jadi terima ka..."

"Tidak, kami pesan saja untuk dua malam" potong Yoongi tiba-tiba

"Hey Yoongi apa maksudmu?" Gumam Heeko dengan sorot Heran.

"Tidak apa, jika mencari ke tempat lain belum tahu bisa dapat. Aku akan tidur di mobil" lirih Yoongi datar.

"Tidak bisa, kamu sudah seharian mengemudi. Jangan lakukan itu"

"Maaf tuan dan nona, jika kalian tak ingin seranjang kamar kami ini memiliki dua ranjang" potong resepsionis itu tiba-tiba.

"Se-seranjang apa maksudmu? Baiklah aku pesan untuk dua malam"

"Baik nona tunggu sebentar"

"Aku tak mau tahu kau harus tidur dengan nyaman" bentak Heeko bernada lirih pada Yoongi di sela langkah mereka.

Setelah menyelesaikan administrasi  akhirnya mereka berdua dapat beristirahat di tempat yang cukup nyaman. Heeko mengehempaskan tubuhnya di ranjang. Memanjakan tubuh yang lelah hampir sepuluh jam berada di jalanan. Heeko sempat terlupa dengan keberadaan Yoongi di kamar itu langsung merasa canggung dan kaku. Heeko bukan takut jika Yoongi ingin berbuat jahat tapi memang sikap Yoongi seolah menyuruh suasana menjadi kaku.

"Istirahatlah Yoongi, kamu sudah seharian mengemudi" ucap Heeko kaku.

"Aku ingin mandi" sahutnya datar.

"Ma-mandi, ya silakan" Heeko tersenyum kecut.

Pria itu beranjak ke kamar mandi yang tidak kedap suara membuat suara guyuran shower mandi Yoongi terdengar sampai ke telinga Heeko.

Heeko seharusnya melindungi dirinya agar tak jadi korban kebejatan Yoongi malah sebaliknya. Rintikan shower yang menyentuh tubuh Yoongi membuat otak gadis itu menghayal menuju tak terbatas dan melampauinya. Heeko berusaha melawan pikiran anehnya, tetap saja pikiran itu semakin kuat menyerang, otak udang itu terus berperang dengan pikiran sialan tersebut. Heeko mulai terasa sesak, tubuhnya terasa gerah. gadis itu berlari ke balkon lalu mencari udara segar dan menghirup sepuasnya.

"Astaga Yoo Heeko. Kenapa harus seperti ini?" Heeko terus menggeleng sembari memukul-mukul kepalanya pelan.

"Kau sakit?" Tanya Yoongi membuat Heeko terlonjak dan menjerit dengan keberadaan pria itu tiba-tiba.

"Ah tidak, kau selesai? Sekarang giliranku haha" Dengan gesit Heeko menghindari Yoongi dengan alasan ingin mandi. Ia berlari menuju kamar mandi dan nyaris roboh akibat tersandung kaki meja. Beruntung tulang kokoh Heeko masih bisa menahan bobot tubuhnya agar tidak kehilangan keseimbangan.

Gadis itu menutup pintu kamar mandi, dan menyandarkam tubuhnya sembari menghela "sial, seharusnya aku tidak menyewa kamar ini " gumamnya bergetar.

"Lebih baik aku berendam agak lama" gumamnya

¤¤¤

Matahari telah menutup diri. Kini giliran bulan menyinari malam yang sepi. Di sebuah kamar hotel yang sederhana, sepasang laki-laki dan perempuan sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Di tempat tidur miliknya, Heeko sibuk dengan kegiatannya menggunakan benda persegi empat yang biasa di sebut ponsel. Otak gadis itu kini sudah kembali normal, tak ada pikiran aneh lagi yang menyusup masuk ke otak bebalnya.

Min Yoongi, pria itu juga berada di tempat tidurnya. Menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Tangannya terlipat di dada. Matanya tertutup tapi ia tidak tidur. Yoongi tengah menikmati alunan musik jazz dari ponselnya menggunakan earphone yang bergantung di telinganya.

Tak ada kegiatan berarti yang mereka lakukan sedari tadi, hanya sibuk dengan dunia masing-masing.

Heeko yang lelah kini memilih untuk mengistirahatkan diri. Direbahkan tubuhnya dan menarik selimut.

"Selamat tidur Min Yoongi" ucapnya tanpa menunggu balasan ucapan dari Yoongi karena Heeko tahu Yoongi tidak akan berkata begitu.  Dalam hitungan menit Heeko kini sudah bermain di alam mimpi.

"Selamat tidur juga Yoo Heeko" lirih Yoongi datar.






Tbc

BOY MEETS EVIL || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang