Sekolahnya Sarada udah mulai sepi karena udah jam pulang tapi Sarada dan kawan-kawan belom pulang malahan Sarada sekarang lagi nangis-nangis.
Chocho dari tadi udah coba bikin Sarada berenti nangis tapi tetep aja tuh anak nangis kenceng.
Wajarlah Sarada nangis orang Chocho mau pergi ikut papanya yang buka cabang restauran baru di kota lain yang mengharuskan Chocho ikut.
"Hiks... Emang g-ga hiks.. Bisa lo hiks... Hikss... Ga i-ikutan hiks..." -Sarada.
"Ga bisa Sara, sorry ya" -Chocho.
"Udah dong jangan nangis terus" -Boruto.
"T-tapi hiks... Hiks..." -Sarada
Boruto helan nafas tuh sambil ngelirik Shikadai sama Inojin yang dari tadi diem aja ga tau mau ngapain.
Boruto meluk Sarada sambil elus-elus punggung Sarada sampe tu anak berenti nangis.
"Pulang ya" -Boruto.
Sarada nangguk pelan ampe akhirnya mereka berlima keluar dari gedung sekolah dan pulang naik bis.
.
.
.
Hari ini adalah hari keberangkatan Chocho dan keluarganya. Keluarga Uchiha, Uzumaki, Yamanaka dan Nara nganter kepergian keluarga Akimichi kebandara.
Dan jujur aja Sarada tuh masih ga rela. Chocho tu satu-satunya temen ceweknya Sarada.
Bukan berarti Sarada ga punya temen cewek tapi ga ada yang sedeket Chocho.
Chocho tu selalu ngertiin dia walaupun kadang Chocho nyebelin dengan tingkah demen makannya.
"Sarada" -Chocho.
"Gue masih ga percaya kita pisah secepat ini" -Sarada.
"Maafin gue Sara" -Chocho.
Abis bilang gitu Chocho langsung meluk Sarada tapi kali ini Sarada ga nangis mungkin karena air matanya udah kering karena nangis kemarin.
Temen-temen Sarada dan para orang tua cuman bisa diem aja liatin Sarada yang lagi pelukan sama Chocho.
Jujur aja para orang tua pun sedih. Mereka semua udah berteman dari kecil dan sekarang malah harus pisah.
Apalagi bibi Ino, paman Shikamaru dan paman Chouji yang udah temenan dari kecil. Rasanya ga rela buat pisah.
Tapi mau gimana pun keluarga Akimichi harus tetap pindah toh ini untuk biaya hidup mereka juga.
"Ga nyangka bakal pisah" -paman Naruto.
"Memang merepotkan" -paman Shikamaru.
"Padahal dulu selalu sama-sama" -bibi Ino.
"Kami pasti akan sering pulang kesini kok" -paman Chouji.
"Baiklah-baiklah, jaga dirimu Chouji" -Bibi Ino.
"Tentu saja, lagipula aku punya karui yang akan memperhatikanku" -paman Chouji.
"Nee titip sahabat baik ku ini ya Karui" -bibi Ino.
"Tentu saja" -bibi Karui.
"Boruto tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada Chocho?" -Bibi Hinata.
"Kami sudah melakukannya kemarin bu" -Boruto.
"Ahh kami harus pergi sekarang, pesawatnya take off sebentar lagi" -Bibi Karui.
"Baiklah jaga diri kalian yah!" -bibi Ino.
Setelah itu keluarga Akimicih berjalan menjauh. Sarada cuman bisa liatin punggung Chocho yang mulai menjauh.
Abis ini Sarada ga tau siapa yang bakalan dengerin curhatannya, siapa yang bakalan ngomelinnya disekolah, siapa yang bakalan nemenin dia kemana-mana atau siapa yang bakalan ngajakin dia makan kekantin.
Rasanya Sarada pengen egois dan nyuruh Chocho buat tinggal dirumahnya aja.
Papa mama ga bakal protes kok tapi Sarada tau diri, ga mungkin kan dia jauhin Chocho dari orang tuanya.
Sarada aja ditinggal kerja sama papa mama sebentar aja rasanya udah kangen apalagi pisah jauh dalam waktu lama.
Tiba-tiba tangan Sarada digengam erat sama seseorang dan pas noleh Sarada liatin Boruto yang lagi senyum hangat kedia.
•••
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
S-seven [Book 2]
FanfictionKehidupan Sasuke berubah menjadi lebih berwarna setelah dirinya bertemu dengan Sakura hingga hari demi hari mereka lalui bersama dan semuanya semakin indah ketika keduanya memutuskan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih serius. Pernikahan, sebuah...